deraiaksara
Selamat pagi tuan puisi aku mohon diri, pulang ketempat jiwa lainku yang tengah bertapa. jiwa yang tak terlalu mengagungkan kejujuran pun juga tak menginginkan kepura puraan. Terimakasih meski kumengerti tujuan sesungguhnya tuan tersamarkan namun selama ini kaupun tak menyadari letak jiwa ketigaku yang aku sembunyikan


Monday, March 27, 2006

Apa Yang Lebih Berharga Dari Pada Dirimu??

Dan sendiri lagi malam ini,kuhampiri sahabat setiaku sang rembulan.selangkah lagi menujunya ada kekhawatiran bosannya dia dengan banyaknya gores lelah di wajahku,ku rubah langkahku dan kubersanding di didekat bintang-Bintang
kenapa kau murung? sapaku basa basi,dia tak segera menjawab pertanyaanku..aku pun malas melanjutkan pembicaraan dengannya..yang ada di benakku hanyalah kamu.. hanya kamu.aku mulai mengingat masa silam.Saat itu aku jatuh dari ketinggian picik pekak degum telak tak ada indah sama sekali Memaksa telan lidah sombongku mengecil nyali hadapi marahnya matahari bersembunyi di ruang tersunyi didasar hatimu aku lari dari namaku sendiri Cantik engkau tertawa lalu sementara terdiam sekejap kemudian menuntunku memasuki sisi sadar dan engkau mulai berbicara
"sayangku..ingatkah kamu dahulu pernah kau sematkan bait bait puisimu diseluruh tubuhku kau tulis kalimat memuja di mata, hidung dan bibirku kau lukis kalimat rindu di kaki, tangan dan punggungku kau pahat harga dirimu di kehidupanku sayangku..tahukah kamu aku tidak membutuhkan apa yang kau genggam melainkan cinta aku tidak memerlukan apa yang kau sandang kecuali kasihsayang karena dengan hal itu engkau akan selalu bisa memberiku serangkaian kata yang bisa memberiku alasan tersenyumku saat ku akan beranjak tidur.
karena hanya dengan itu engkau akan selalu bisa persembahkan syair yang selama ini memungkinkanku tak pernah teteskan air mata". Engkau beranjak dari hadapanku lalu kembali dengan menyodorkan secarik kertas serta pena, memintaku untuk tuangkan rasa. aku lipat kertas itu, kuletak diatas meja pena itu kemudian aku genggam tanganmu dan berucap sembari menatap mata indah dihadapanku apa yang lebih berharga di dunia ini selain kesempatan memilikimu wahai kekasihku..

posted by imarkusuma at 1:28 PM

0 comments




Surat dari dimensiku

Dear mam..
Sementara dimalam ini aku duduk bersila di sebuah bukit pertapaan.Tepat di puncak gunung pengharapan beralas batu kepasrahan.Tampak pepohonan rindang dan tebal kabut menjadi tabir jarak aku dan duniaku,antara aku dan keakuanku, di tengah aku dan pengakuanku. Bulan telah beranjak dari purnamanya,tak begitu banyak gemintang yang menemani, satu..dua..tiga..empat.ya hanya ada empat yang bersinar terang,keempat bintang itu adalah wujud ragamu,sifatmu,kenyataanmu serta mimpimu.Dan alam mengandaikan akulah sang rembulan yang bukan purnama itu. Mam… Bulan itu sangat menikmati keberadaan bintang pertama.bintang yang ada disaat dia membutuhkan hangat peluk kedamaian, cantik senyum menentramkan, canda tawa manja hilangkan kesunyian. Mam…Bulan juga mencintai ketiga bintang yang lain meski bulan tak lagi purnama,meski tak lagi sempurna. Mam… sebelum ku beranjak jauh dari pintu kesadaran ini, kupinta padamu, tunggu aku di tengah pertapaanmu, tuliskan di dinding ruang jiwamu tentang apa penghuni ketiga bintang yang lain itu dan ajari aku bagaimana menikmati mereka serta cara menunjukkan bahwa aku mencintainya

posted by imarkusuma at 1:27 PM

0 comments




Kita Punya Bingkai..iya kan..??

ini kanvas putihnya sayang
coret sesuka hatimu dengan merah kuning hijau ekspresi jiwa yang engkau kehendaki
asal jangan patahkan bingkai yang telah membatasi
bersiul saja bila kau butuh kanvas yang baru
aku akan membawakannya untukmu dengan bingkai yang juga sama
jika ada niatan untuk merubah warna diriku
buka bajumu dan lumuri aku dengan tinta yang kau guyurkan di sekujur tubuhmu
bukan dengan kuas yang ada ditanganmu

posted by imarkusuma at 1:26 PM

0 comments




Pahitnya Sebuah Fase

“Lihat..Ulat yang berusaha keluar dari kepompong itu,menggeliat sekuat tenaga untuk menggali celah, menggerus serta terus memperlebar jalan ia keluar dari kungkungannya. butuh sekian lama dan perjuangan yang mungkin hampir menghentikan nyali, kamu bisa dengan sangat mudah membantu ulat itu.. ambil sebatang lidi lalu perbesar lubangnya..selesai. namun ingat, meski dia akan bisa keluar tanpa susah payah namun pasti takkan mampu bertahan hidup karena dia belum siap untuk menjadi kupu-kupu..”

posted by imarkusuma at 1:26 PM

0 comments




Tuhan... Aku Mohon Ampun ( 4 )

Aku terperangah, marah kurasa hendak muncrat dari mahkota pongah, seorang laki-laki yang tingginya tak melebii pusar itu berani mencegat tatkala aku sedang berlari dengan syahwat menegang sembari tangan menghunus pedang. “Aku lapar, minta makan kang” katanya dengan bukan memelas. aku sedang puasa jawabku.
“itu urusanmu dengan Tuhanmu, sedang aku disuruh Tuhanku untuk minta padamu sisa santapan batal puasamu tadi siang” jawabnya tenang. Seetika itu juga aku bercermin…(iya memang). Laki-laki kecil itu lantas mengambil sikap, entah memang demikian atau hanya pura pura tak paham akan sebuah peran, yang aku rasa adalah dia menikmati jati diri yang diberi oleh Tuhan, lalu sengaja menuntunku bersedekah pengalaman.. Aku sudah pernah menjadibudak sampai raja minyak, pernah menjadi pencuri ayam sampai hakim dipengadilan, lalu kini aku sedang diraga ini menjadi seorang budak sekaligus raja bagi sanak saudaraku, pencuri sekaligus hakim bagi musuh-musuhku, dan ternyata engkau masih perlu mengajari aku tentang bagaimana puasa itu…, laki-laki kecil itu memotong bicaraku,”puasa adalah milik Tuhan, aku tidak mengajari hal itu kepadamu, aku hanya seorang anak kecil yang ada dihatimu sebagai budak kala kau menjadi raja minyak, sebagai hakim bila engkau sedang menjadi pencuri lalim. Puasa adalah jubah untuk menghadap Tuhan, dan bila kau menjalankan maka seluruh isi alam akan merasa tenteram menerima kehadiran mu. Puasa adalah untuk Tuhan..jangan berharap apa-apa dari sebuah keihlasan….”

posted by imarkusuma at 1:25 PM

0 comments




Mundurlah Selangkah

Aku bertutur bukan sebagai teori, aku hanya bertanya yang kemudian aku jawab sendiri
Itu gelombang dan aku petualang bukanlah nelayan dengan perahu penuh ikan
Bila diam adalah sebuah sikap tentu ludah telah menjadi telaga tanpa riakan
Siapa yang ada dipuncak sedang kini aku merintih pada tanah pijakan

Ingin aku membelai luka membelah bumi dan masuk kedalamnya
Belum ingin mati namun sangat kudambakan sunyi tanpa getar selaput telinga
Sejenak biarkan aku menjadi karang agar aku juga mampu bertahan… seperti lelaki menyeka keringat dengan angin pada tubuhnya yang telanjang…

posted by imarkusuma at 1:24 PM

0 comments




Ketika Kau bergerak Banyanganmu Adalah Cinta

Cintaku adalah kisah dari seorang perempuan yang di matanya matahari enggan beranjak, yang di senyumannya bunga bunga mekar harum semerbak.
Cintaku adalah sumber mata air dari puncak pegunungan yang dengan sekuat tenaga kugali jalur mengalir untuk bisa bermuara di hatinya
Cintaku adalah tuturkatanya,pola pikirnya,segala pengungkapan kelemahan dan keperkasaannya. Di nafasnya jiwaku bisa bernamakan cinta..

posted by imarkusuma at 1:23 PM

0 comments




Garis..beri "titik" Garislah lagi

Aku berjalan dari barat menuju timur dengan bersit angan temui merah fajar lebih dulu dari ayam jantan piaraan dewa negeri awal pagi. terbaca gores tangan seorang pengelana di dinding tebing langkahku.. “Tuhan ciptakan keterbatasan bagi kita supaya kita bisa lampaui batasan yang lain”. Masih tak tercerna makna pesan yang ku yakin sengaja ditinggalkannya untukku itu, bahkan hampir saja kuberhenti merenungkannya sampai saat berputus asa karena sadar sudah kutemukan ratusan terbit matahari setelah kokok ayam berbunyi

posted by imarkusuma at 1:22 PM

0 comments




Hidup Berubah Nama Menjadi Cinta

Ketika disana tubuh lelahmu sedang tertidur
Aku undang jiwamu terbang ke bintang
Disini jiwaku sedang menulis syair tentang satu bagian waktu kehidupan dari sang tubuh lelah tertidur, tubuh yang sedang beristirahat dari sebuah perjuangan
Lihat… sudah beratus bait aku tata namun takkan bisa kau temukan kata yang beraneka, hanya satu..sebuah kata “cinta”.. ya hanya kata itu yang mewakili aku mengungkap rasa penghuni bathinku.
Aku ingin bercerita mengenai “hidup” ya pendamping jiwaku.
Sebagai balasan telah engkau beberkan rahasia makna cinta disetiap sentuhan hadirmu di hari hariku.
Hidup adalah terjaga.
terjaga adalah sadar, sadar akan sebuah tanggungjawab bukan demi pahala bukan untuk syurga setelah wafat. Hidup bukan untuk dipermainkan biarpun bisa kita main mainkan, karena kita mempunyai harga yang akan menjadi kehormatan anak turun kita.
Tak mampu raga menghadang usia, namun juga takan bisa menghapus jejak tilas aku dan kamu pernah bercinta. Mengukir titik awal sebuah hidup.
Sadar menghentikan hak mempermainkan hidup tuk menikmati dunia.
Dunia sudah berubah nama menjadi tugas, nikmatilah aku sebagaimana aku menikmatimu.
Lihat… buah hati kita sedang tersenyum seakan tak gentar ditantang untuk hidup.
Hadiah buat kita….. hidup berubah nama menjadi cinta…

posted by imarkusuma at 1:21 PM

0 comments




Butiran Rindu

Aku pilin rasa rindu menjadi butir butir kecil warna abu abu
kuletakkan mereka satu satu dalam tiap persinggahan kelana seraya berseru pada sang bayu.”bawa ini kehadapan kekasihku”
kelak aku kan datang dengan berjubah doa,butiran rinduku tlah engkau tata menjadi kelilingan pagar penjaga rumah cintamu hingga hanya aku yang bisa memasukinya

posted by imarkusuma at 1:18 PM

0 comments




Silahkan..pilihan kalian

Sisa pahit masih ada di pangkal hati
Kalian masuk dalam lingkaran yang aku tandai dengan amarah, tidak bulat penuh namun masih juga tak kalian temukan jalan keluarnya. Telah ada api di sisi kiri, jelas ada belati di tangan kiri, masih juga kalian dekati aku dari arah kiri. Tidakkah kalian baca tulisan yang aku sayatkan didada? “jangan terlalu menjilat kepada empiris” karena logika sudah tak kukenali wajahnya

posted by imarkusuma at 12:10 PM

0 comments




Lihat disampingmu..ada aku disitu

Terkirim syair ini demi sebuah arti untaian waktu yang tlah terjalani
Tak harus ia pahami bahasanya
Tak juga kupaksa dirinya menciumi aroma tata katanya
Karena rasa memang bukan karya sastra
Aku hanya ingin menulis sebuah cerita tentang indahnya perempuanku
tentang matahari di matanya, tentang bunga di senyumannya
Perempuanku…pejamkan sejenak matamu
bayangkan kita duduk bersebelahan hati di pasir pantai seperti tempo hari
Lihat keatas..ada hitam langit malam berlukis bulan dan bintang bintang
lihatlah kedepan..ada gulung ombak berkejaran seakan berlomba menyentuh daratan
lihat di sampingmu..ada aku di situ
Buka mata itu dan kembali pada kenyataan
lihat..aku tak ada lagi di sisimu
Tidak ada maksud tuk pengaruhi akal sehatmu, tiada pula usaha tuk butakan penglihatanmu
namun demi sebuah rasa yang tlah terpintal dari butiran butiran airmata
kupinta kepadamu untuk memejamkan mata sekali lagi, aku pasti akan ada untukmu
memuja hadirmu walau tanpa suara
menunggu ihlas diri meski tak berupeti janji
Aku akan hadir di hatimu saat puncak pertapaan pertapaan kerinduanmu
cintaku tak berteriak namun dia mampu bersenandung, mengidungkan lagu lagu bagi jiwamu

Aku bukanlah seorang pengecut
namun jujur aku takut kehilanganmu meski tak mampu tubuhku jadi rujukan rebah dan pelukmu.
Maafkan aku yang tak bisa memberi mahkota di kehormatanmu
Maafkan aku yang tak bisa memberi sayap pada cintamu
bahkan aku tak bisa membuatnya bagi diriku sendiri
Maafkan aku yang tak kuasa memiliki tubuhmu bagi hatiku
sebab kini hatiku sendiri tak lagi kumiliki
sudah kutukarkan ia dengan tinta darah puisi-puisi bagi jiwaku.

Kekasihku…Terkirim syair ini demi sebuah arti untaian waktu yang tlah terjalani.
Kekasihku…demi sebuah arti untaian waktu yang tlah terjalani
jangan biarkan aku kehilangan matahari di matamu,bunga di senyumanmu.
Jangan biarkan aku kehilanganmu…

posted by imarkusuma at 11:48 AM

0 comments




Terserah Apa Katamu

sudut perbatasan antara senyum dan cibir tak kentara tanpa penglihatan hati.
desir angin congkak membuat mendesis nafsu membenci ketinggian harap
tiada arti berusaha memperbaiki ucapan tuk pembenaran diri
sia-sia menetes keringat lelah dari ujung niat menderma
sia-sia pula berkembang layar tiada sambutan angin penghantar
hanya ada gelegar petir sebagai pengiring perjalanan
aku tetap jalan …aku tetap berjalan

posted by imarkusuma at 11:47 AM

0 comments




Jiwa Terdustakan

Selamat pagi tuan puisi
aku datang dengan sebuah pena kehadapanmu
pena yang dengan itu selama ini kutata kata atas namamu
Aku sudah pergunakan hak yang dulu kau hadiahkan kepada dua jiwaku untuk berfoya tintanya.
Kini aku kembalikan bersama pahala yang tercatat sedangkan dosa yang terakibat telah aku mintakan kepada Tuhan penciptamu untuk dapat kutebus sebelum pintu mati kian mendekat.

Selamat pagi tuan puisi
aku mohon diri, pulang ketempat jiwa lainku yang tengah bertapa.
jiwa yang tak terlalu mengagungkan kejujuran pun juga tak menginginkan kepura puraan.

Terimakasih meski kumengerti tujuan sesungguhnya tuan tersamarkan
namun selama ini kaupun tak menyadari letak jiwa ketigaku yang aku sembunyikan

posted by imarkusuma at 11:45 AM

0 comments




Tuhan ...Aku Mohon Ampun (3)

Aku mencuri dengar dari pembicaraan dua 0rang malaikat di sebuah altar negeri misteri.
si malaikat WAKTU berkata, ‘’aku merasa bersalah kepada mereka,
mengapa aku mesti berdiri diantara keduanya.
bila memang harus demikian kenapa pula engkau tak menjauhkannya?'’.
Sang malaikat JARAK menjawab, ‘’ya..aku juga merasakan hal yang sama,
sudah berusaha aku melebarkan rentang tangan namun tak kuasa tuk memisahkan'’.
lantas di ruang manakah seharusnya kebenaran berada dan diadakan?
Tuhan kita melarang namun Tuhan dia mengiyakan.
Bukankah Tuhan itu maha esa?
lantas siapakah yang memberi batasan sedangkan Tuhan ada pada manusia??'’..

Aku tak tahan untuk tetap berdiam (dan smoga mereka tidak mengenali aku).
Wahai Dua malaikat yang di hati kalian penuh kesucian..tak kan pernah engkau mengerti apa yang memang Tuhan berkehendak kalian untuk tak mengalami.
Biarkanlah mereka berdua mencari dimensi mereka sendiri tatkala kalian berpura pura terlelap tidur dan bermimpi. (dan sungguh aku ingin kalian tak terjaga lagi..)

posted by imarkusuma at 11:44 AM

0 comments




Tuhan... Aku Mohon Ampun (2)

Maaf Tuhan aku protes !!!
aku mau bicara langsung padamu kali ini
ini memang jagadmu…
iya aku tahu itu
Engkau tak menciptakan aku dan mereka, melainkan bapak ibu kami..
iya aku pahami itu
Engkau tak menghukum aku dan mereka, melainkan tindakan kami sendiri..
iya aku tak menyangkal itu
Syurga dan neraka alam mimpi itu hakmu
Syurga dunia yang aku cari untuk sebagian kecil dari mereka mengapa belum engkau hadiahkan???
Mereka memang telah kalah tapi belum menyerah dan tak sembunyikan wajah
Mereka lebih bercahaya dari manusia berkata suci sumbang hakikinya
Aku bersaksi…dan berani menjadi saksi

Tuhan…Tuhan….
Lihatlah dia ..seorang dari sebagian mereka
Engkau pasti lebih tahu dariku
Apa Maha suciku.. hanya menangis yang dia bisa
Karena apa Maha Ghaibku..karena takut dosa
Aku minta padamu karena memang telah engkau ijinkan
Kini Aku minta padamu jangan biarkan kami terpaksa melakukan dosa..
Aku mohon..aku mohon
Aku sadar aku tak berhak untuk protes, hanya usahaku untuk menarik perhatianmu
ini salah satu perjuanganku bukan hanya untuk mempertanggungjawabkan kodratku
melainkan juga mempertanggungjawabkan kata bibirku…. terlebih kata hatiku

posted by imarkusuma at 11:42 AM

0 comments




Tuhan..Aku Mohon Ampun (1)

Dari pinggir kolam halaman belakang rumah, aku celupkan tangan kiriku yang penuh dengan makanan ikan.
Koi-koi peliharaanku memperebutkan. bertanya dalam hati siapa yang lebih puas dari kami, aku atau mereka para ikan? aku jawab sendiri, dua-duanya. karena kami sama sama makhluk ciptaan.
Seandainya air kolam tak aku pelihara, andai aku tak memberi kalian makanan, akankah kalian mati? dan aku berguman…Pasti!! hanya kapan kalian mati itu tak terketahui, namun tinggal berhitung hari.
“Tapi kamu bukan penguasa hidup kami” teriak mereka, kami hanya menjalankan hukum alam imbuh si “tambun” nama koi yang terbesar dalam kolam.
Hukum alam???…(aku kerutkan dahi)
“Pap.. kopi” terlihat istriku menaruh sebuah cangkir dan duduk di atas tangga gazebo. aku bergegas menghampiri, entah karena sang istri atau karena kopi.
kuhirup harum istriku lantas kuminum harum kopiku.
masih juga angan tak berhenti kata, andai istriku tak menyajikan kopi,
aku masih bisa minum kopi dengan meminta pada mbok Supi atau yang lain membuatkannya untukku.Atau aku juga bisa dengan mudah keluar dari rumah menuju ke warung kopi pinggir jalan juga ke Coffeshop Coffeshop di mall, bahkan diujung dunia sekalipun. Akan tetapi ada kemungkinan dalam perjalananku ke warung kopi aku akan mengalami kecelakaan yang membuatku mati karena tertabrak sebuah taksi, walau aku telah berusaha menyeberang jalan dengan berhati hati , apalagi kalau aku dengan sengaja tidak toleh kanan dan kiri. tertabrak taksi sampai kepala remuk mengakibatkan mati, itu hukum alam.
Tak toleh kanan kiri, mabuknya sopir taksi, terpeleset di tengah jalan yang tercecer disitu oli? Itu hanya sebab kasat mata, akibat kasat mata?? Tertabrak lalu mati !!
Lalu apa sebab akibat yang sebenarnya??? (aku tunda dulu pertanyaan ini).
Lantas dimana peran Tuhan??? …. …. ….
Sehebat itukah Tuhan yang tanpa repot repot selalu mengatur, mengawasi, memberi nikmat atau menghukum alam serta manusia sebagai penghuninya?, Seberkuasa itukah Tuhan itu sampai alam tetap tunduk dan patuh seakan berkerja dengan sendirinya untuk tetap berjalan sesuai hukum sebab akibat Tuhan???
Apakah alam adalah hanya sebuah visualisasi dari sebuah software yang terkondisi dengan bahasa bahasa matrix terjemahan dari suara,waktu,jarak,berat,rasa,cinta,sedih atau bahagia yang telah dirancang untuk dijalankan pada program windows(baca:pikiran manusia) yang telah terinstall di otak (bukan sbg kata benda) oleh “seorang” programmer maha genius?? Kalau jawabnya iya, lucu kalau kita GR (gede rasa), bahkan mungkin lebih tepatnya sombong bila kita bertanya “apa salahku hingga aku di hukum Tuhan seperti ini?”, “ ah sudahlah ini adalah cobaan dari yang di atas”, emangnya siapa elu?? Hingga Tuhan repot repot menghabiskan waktu untuk mencoba kita?? Kita serta seluruh isi alam sekarang ini tak lebih besar dari satu keping CD. Raga manusia yang hanya sebuah visualisasi dari sebuah program dengan sok nya kita anggap sebagai materi lalu menurunkan derajat dimensi Dzat Tuhan menjadi juga sebuah materi tak ubahnya kita dan seluruh makhlukNya, atau dengan kata lain memposisikan Tuhan sebagai salah satu tools atau variable dalam sebuah program keduniaan. Bihh picik sekali.
sering istriku bilang, “marilah kita serahkan hidup kita kepada yang diatas”.
Nahlohh??? Apa kalo kita tak mau menyerahkan hidup kita, kita bisa lepas dari hukum sebab akibat Tuhan?? Atau apakah kita punya hak atas hidup kita?? Lalu sekejap kemudian aku sanggah sendiri, Ahh itu hanya permainan katakata, istriku tak bisa disalahkan.
“Heh Pap.. sedang mencoba mengerti akan sesuatu?? ” Iya jawabku singkat.
Aku memandang kearah kolam, tampak si Tambun sedang diam mematung, seakan sadar aku perhatikan, dia melompat tinggi dan byuurr dia menyelam kedasar kolam, entah apa maksudnya.

posted by imarkusuma at 11:39 AM

0 comments




Raga Berhanya

kuntum senyum menunduk khitmat
rumbai semangat bertamu satu persatu
tak ada tepuk dada tak ada duka
semua hening tanpa aksara juga tak bermimik muka
lepas..bebas..memerdekakan raga dari pengaruh jiwa
tanggalkan peran sebagai manusia
inilah sejatiku… bersetubuhlah denganku

posted by imarkusuma at 11:39 AM

0 comments




Bernikmat Mencumbu Nafsumu

Biar ku sejenak menghentikan langkah ,menelusupkan jemari dilekuk hatimu lalu mengajak menimang kesempurnaan cinta yang menari diantara ujung lidah saat bibir kita menyatukan nafsu.
Biar ku sejenak menghentikan nalar pikir,menyandarkan kepala dipusar rasamu lalu menyanyikan gelora rindu yang tak pernah bosan memainkan hasrat tuk memilikimu.
Kemudian aku takan pernah berhenti menyetubuhi pejam mata itu serta menjadi pemilik desah nikmat yang terucap dari puncak-puncak kejujuranmu

posted by imarkusuma at 11:38 AM

0 comments




Aku Mencintaimu ...Sungguh

Senyum di bibirku adalah memuja senyummu,
menari pada lembar bahagiamu serta bernyanyi bersama ujung ujung lembut suaramu.
Binar di mataku adalah membelai binar matamu,
mengharap ikhlas tiap detik waktumu di sisiku,
berlutut dihadapan tegarmu menenteng sekeranjang persembahan rindu…
Cinta diwajahku adalah saat saat mencintaimu,
berlari menggapai mentari demi keinginanmu,
terbang meraih bintang untuk permintaanmu,
dan bahwa cinta bagi diriku adalah menghabiskan sinar rembulan malammu lewat desah lipatan kusut sprei ranjang,
obrolan berkawan cangkir kopi hitam,
dawai gitar mendendang
atau sekedar kita saling memandang.
Aku mencintaimu…sungguh

posted by imarkusuma at 11:36 AM

0 comments




Perjalanan Kelana

Guratan cerita hiasi sebuah perjalanan kelana ada tajam halangan,
ada samar godaan,ada hitamnya hasrat dan ada birunya pekerti. mencari guru menghindar lugu, karena ilmu adlh pembimbing qalbu.
Namun bumi sudah memiliki arah penjuru mata angin yang pasti dan matahari akan selalu setia menghangati hati, lantas untuk apa ada sebuah pertanyaan..’akankah kubelah kesangsian bila nurani tak mampu terbang seringan doa menembus awan, semudah dosa terlahir dari tingkah perilaku dusta?’

posted by imarkusuma at 11:35 AM

0 comments




Tuanku Malam Sepi

SUATU WAKTU KALA HATI DIUJUNG DURI
RACUN BISA MENJADI TEMAN SEJATI
TANPA SUNYI JUGA TAK BERBUNYI
HANYA INGIN BERTUANKAN MALAM YANG SEPI

posted by imarkusuma at 11:35 AM

0 comments




Menyesalkah Dirimu Sayang...

aku sedang meratapi aku. Hitam kaki juga Hitam kenyataanku.
untuk kesekian kali dan kemudian sekali lagi jiwaku mendekati rindumu.
bagai dahaga yang sangat dan berharap lalu mendongak pada langit semangat yang menganga mengucurkan darah rasa rahasia sang kerahasiaan.untuk kesekian kali dan kemudian sekali lagi jiwa merasa tenteram. Bidadariku… ku aturkan sebuah masa kepadamu… pernah suatu senja mengiringi jatuhnya air mata saat kau pandu kata hati tentang sebuah lukisan takdir diri, dan lalu kau buka kosong genggam tangan tentang harapan.. kau takkan pernah sendiri bisikku kala itu..
Bidadariku… ku aturkan sebuah tanya kepadamu… menyesalkah dirimu?
Bidadariku… ku aturkan sebuah pinta kepadamu… mintalah kepadaku tuk jangan pernah kutinggalkan dirimu..dan aku takkan pernah menyesal menggapai teduh pelukanmu

posted by imarkusuma at 11:34 AM

0 comments




Bimbang

Andai Tuhan beriku suatu jaminan terwujudnya sebuah permintaan, aku akan mengajukan permohonan keinginan mengetahui satu hari di masa depan,
sehingga kini aku tak akan bimbang tentang bunga apa yang seharusnya kutanam di taman.

posted by imarkusuma at 11:34 AM

0 comments




Rinduku lebih dulu berada disitu

cahaya hatiku,…
lagi..rinduku tak menjelajah acak..kembali hanya dipangkuanmu,
lagi..malam ini ku hampiri senyumanmu untuk mempersembahkan kerinduanku.
Namun kali ini tiada yang mampu ku kubisikkan, tak ada yang bisa kuceritakan.Aku hanya ingin bersimpuh di pangkuanmu menyusul rasa rinduku yang lebih dulu berada disitu

posted by imarkusuma at 11:33 AM

0 comments




Bulan..Bintang..Aku..Kekasihku

Kusentuh alam dalam rupa malam.
Bulan menggeleng enggan dan memelas mohon ku untuk tidak mengusik purnamanya.Bintangpun demikian, biar berjuta tak satupun berikhlas sejenak turun menemani. mereka tengah menikmati kesombongan gemerlap pijar mempercantik cakrawala.
‘’Aku membutuhkan dia'’… kalimat itu terucap oleh peluh di dahi,tersuara oleh hati, terkatakan oleh degupan jantung dan getaran nadi. mendengar itu bulan dan bintang serempak mengelilingi simpuhku.
Sejenak ku terhibur dengan wajah penasaran mereka, wajah wajah yang sedetik lalu menolakku.
yaa.. seolah semua tentang dirinya mampu taklukkan seisi jagad raya. aroma kehadirannya menawan kan detik detik buana bagi siapapun di sekelilingnya.Tetapi dia bagiku??? bagai angin sepoi di senja bermata jingga yang tiada terbalas haknya. Kutepis keluhanku,khawatir tampak ketidakyukuranku terhadap keputusan langit meneteskan dia kala sutra fajar di peraduan sunyi jiwaku.
Sekejap ku diselimuti wangi nirwana, harapanku bersayap, dawai hariku mendenting indah nyanyian cinta seindah bunga mekar sempurna di matanya, ‘’kok kamu tersenyum?'’ tanya bulan yang kemudian di iringi selidik keingintahuan para bintang. ‘’Ya.. aku sedang bahagia jawabku. lihat di atas sana .. kekasihku tengah menggantikan kalian mengindahkan malam, cantik senyumnya tak tertandingi walau oleh riang seribu bidadari.Cahaya hatinya menembus serangkaian awan menghangatkan beku hati. Lihat kekasihku itu… mata kecil itulah yang mampu membaca huruf huruf rumit tak terungkapkan berserak sembunyi di dasar hatiku, tulus tangan itulah yang bersedia menggengam keputus asa an serta ke tidakpercayaan ku terhadap bersahabatnya matahari.
Dia berikan separuh hak hidupnya untuk menggantikan separuh sisi kematian jiwaku'’…. Belum selesai kuceritakan keberuntunganku atas adanya dia kepada mereka, bulan dan semua gemintang sudah terlelap .
Entah apakah mereka sedang berusaha bermimpikan indahnya kekasihku atau mereka malu untuk kembali ke cakrawala malam menggantikannya karena tahu bahwa memang kekasihku lebih pantas menghiasi dunia. mengindahkan malam dengan senyumannya.

posted by imarkusuma at 11:33 AM

0 comments




Mega Penghantar Senyumanmu

Ya sayangku..telah kulihat gumpal putih mega penghantar salammu dan telah kudengar pesan yang kau titipkan kepadanya untukku.
sebelum mega itu meninggalkanku tuk meneruskan perjalannya mengelilingi jagat raya, tampak ragu dan tak kuasa menahan diri,dia bisikkan beberapa kalimat yang terdengar sarat kekaguman ‘’dia memang cantik, secantik kemampuanmu memandang alam,
dia memang pantas mendapatkan apa yang tak kan pernah mampu kau berikan, dia selembut ketidakadaan,
letakkan dia pada ruang terdalam di hatimu, rasakan kehadirannya di aliran darahmu, biarkan dia hidup di hidupmu'’. Pergilah, trimakasih telah menghantarkan senyumannya!!! ku katakan itu pada sang mega, dengan sekelumit tambahan kata,
‘’dia milikku, aku lebih tahu darimu,
walau tak ada kalimatmu yang kupersalahkan…….'’

posted by imarkusuma at 11:31 AM

0 comments




Jangan Pernah Memintanya Kembali

Dan ketika itu kamu tersenyum indah. Indah sayang.. senyum itu indah bahkan teramat indah untuk ku serahkan lagi padamu bila suatu saat nanti kau memintanya kembali

posted by imarkusuma at 11:30 AM

0 comments




Mentari Di Pintu Hari

Berharap tiada nampak..tapi masih..ternyata masih…Tetaplah masih kulihat dia tertunduk di tempat itu. Maaf Tuhan yang ada di tubuhku..bila terpaksa kutanyakan suatu hal kepadamu, Apa maksud alam terhadap aku, dia dan rasa yang aada di antaranya? bila semuanya hanya akan menjadikan wajah kami sebagai perantara air mata. Atau mengapa kau ciptakan sebuah ruang bila kami tak mampu menghuninya?. Perlahan membuka kelopak pandang setelah kupaksa memejam, dia masih tersudut diantara dua bongkah keputusasaan… dengan nyali yang mungkin tinggal pengharapan mimpi. Bangun sayang.. berdiri dari sungkur jiwamu… rentangkan tegarmu karena akan kudekap ikhlasmu dalam pelukan harga diriku. Yakinlah padaku seyakin mentari pasti akan terbit di pintu hari esok pagi.. ..

posted by imarkusuma at 11:29 AM

0 comments




Dari Atas Perahu

Ku duduk di atas perahu harap
diujung laju kemudi mimpi
ombak laut ayunkan khayal
hembus angin malam mengaromakan wibawa keikhlasan
permata hatiku…..
coba renungi suara alam yang sedang memaksa kuasai sadarku
“”APA YANG TERTANGKAP MATA BILA ENGKAU LEPASKAN PANDANG TANPA HALANG? ADALAH SAMUDERA BERCUMBU CAKRAWALA… YAAA..PADAHAL JAUH JARAK DIANTARANYA MEMBUAT TAKKAN PERNAH MUNGKIN MEREKA BERSATU DALAM KENYATAAN YANG NYATA”"
namun disini..sekarang ini..bola mata ini… menjadi saksi cakrawala memeluk samudera…

posted by imarkusuma at 11:27 AM

0 comments




Hancurnya Harga Diri Sang Lelaki

Satu waktu di pantai kuta
Malam kala itu ditemani sedikit gerimis
Berjalan sang lelaki menghitung butiran pasir yang diinjaknya
Walau tak menoleh ia yakin
sang kekasih dengan setia menjumputi
satu demi satu keperkasaanya
yang tercecer terselubungkan keputusasaan
pada setiap langkahnya
Mereka lantas duduk berdampingan diri berpelukan hati
Sang lelaki berkata tanpa suara kepada sikekasih
yang sedari tadi hanya mampu memandang buta
tentang arti hari
tentang maksud naskah dan sutradara jaman ini
?Aku pergi Debur ombak itu sudah koyak nuraniku
Karang tajam itu telah hancurkan harga diriku
Engkau adalah bukti kegagalanku
Engkau adalah kekalahanku
Aku pergi
Kutinggalkan sumpahku padamu
Kau akan selalu menungguku seperti karang setia pada ombak
merinduku bagai padang tandus mengharap musim semi
mendambaku bagai seorang penyair
mencintai karya ciptanya sendiri?
Sang lelaki beranjak berdiri
Sejenak menghela nafas panjang
seakan memastikan sebuah keyakinan
Lalu menghampiri buih lidah gelombang
Pasrahkan tubuh berjalan sampai ketengah genggaman lautan
Mencoba merengkuh matahari yang terbenam
di ujung samudra kehidupan

posted by imarkusuma at 11:07 AM

0 comments




Dengar Anakku

Di luar hujan …anakku
keluarlah dari kamar tidurmu
pandang tanah basah itu
cium aroma cakrawala berhias kabut itu
lepaslah baju lalu biarkan air alam itu peluk tubuhmu
mintalah petunjuk darinya
karena dia membawa kabar tentang perjalanan hidup
buka telinga pengertianmu kepada si musyafir sejati
yang telah mengarungi jagat raya
sebelum mensucikan kulitmu
Dia anakku wahai sang hujan
dia darah dagingku wahai sang kesucian
ajari dia cara taklukan jaman
ajari dia apa yang tak kau ajarkan kepadaku
sampaikan kebenaran tentang kebohongan
yang tersembunyi di dasar kejujuran
sampaikan tentang ketidakadaan ketidakmungkinan
sampaikan tentang kekeliruan sang pengembara
yang kini duduk tepekur di teras rumahnya
yang kini berbicara kepadamu
yang terlalu sombong tak dengarkan
cerita pengalaman perjalananmu

posted by imarkusuma at 11:07 AM

0 comments




Benar dan Salah

Konon ada dua sari cerita yaitu benar dan salah
Namun kebenaran tak mewakili sifat ke-hakiki-an
demikian halnya dengan kesalahan dia tak selamanya menampakkan wujud keaslian semu..samar..palsu..bahkan terkadang bermakna kebalikan Orang bijak sering mengibaratkan dunia ini bagai “panggung sandiwara” Manusia berperan sesuai pada jalur alur tema Qodo’ dan Qodar Berucap dan bertingkah laku pada pakem naskah qodrat dan iradat Lantas para pelaku dipaksa untuk bisa terpuaskan hanya dengan sebuah kalimat penutup
“INI SUDAH SURATAN TAKDIR”
Lantas dimanakah letak ke-absolut-an? sedangkan bilanganpun tidak bisa dikatakan exact
Karena ’satu’ tidaklah mutlak ’satu’ Dia bisa merupakan kumpulan dari dua bilangan ’setengah’ Panggung sandiwarapun juga bisa dilihat dari beberapa sisi Lalu salahkah bila ada seorang tukang sapu gedung pertunjukkan (yang karena tugasnya ia diperkenankan oleh sutradara untuk turun dari panggung walau sejenak asal tidak keluar dari gedung) Yang sedari tadi mengamati polah merah dan birunya cerita sambil menghisap dalam rokoknya berkesimpulan seraya berguman penuh kesucian
TAK ADA KEHAKIKIAN MELAINKAN MILIKMU HAI SUTRADARA KEHIDUPAN sesekali matanya memicing pada beberapa adegan dipanggung menggelengkan kepala dan tersenyum
bahkan terkesan menahan tawa agaknya dia tergoda tuk berkomentar
tapi sesaat kemudian ber istighfar
Ada dua sari cerita yaitu benar atau salah
SUNGGUH AKAN KUCARI RAHASIA DIBALIK KEDUANYA

posted by imarkusuma at 11:06 AM

0 comments




Aku..Sahabat Dari Sahabatmu

Sahabat
Ada butir keringat di dahimu
Pandang aku !!!
Ada butiran putus asa di semangatmu
Telah berusaha keras kau tutupi, aku tahu itu
Di puncak cemara pernah kau bertapa
Di dasar samudera pernah kau bersukaria
Sengat kedzaliman belum pernah lunturkan senyum
Gemulai sang penikmat laknat pun tak pernah menjadi pencoreng santun
Lantas badai sedasyat apakah yang mampu merobek ujung daun lentur sahabatku?
Sangat bisa kumengerti bila tak kau ciprati kuping ini dengan keluh kesahmu karena memang engkau tahu kupasti tak kuasa ikut mencicipi
Coba lakukan apa yang pernah engkau ajarkan kepadaku
Sujudlah pada ibu bumi
Mohon ampun dan serahkan kepalamu tuk di belai kodrat keikhlasannya
Titipkan bebanmu kepada ibu lalu biarkan sang bumi menunjukkan kebesarannya
Masing masing kita pernah bersalah dan melakukan kesalahan
Dan rasa seperti yang kau rasakan adalah kiriman surat teguran dari pengendali jaman
Pandang aku sahabat (aku memandangmu)
Ku tunggu engkau disini….(tunggu aku disini)
Kubersihkan jalanmu ….. Kujaga jejak dan petilasanmu
Kembalikan wajahmu di wajahku bertumpu pada harga dirimu dan sejatiku
Dan aku akan kembali

posted by imarkusuma at 11:06 AM

0 comments




Penghujung Mei

Sejenak beristirahat dalam ayunan angin malam di penghujung bulan mei
kurebahkan akal pikirku lalu berkaca pada selaput putaran waktu silam, serta mencoba berperan sebagai mata mata cakrawala yang menyaksikan drama kehidupan dari seorang perempuan yang berani menatap mentari dengan mata jalang dan tajam, seorang perempuan yang menggenggam api tanpa bergemetar tangan, seorang perempuan yang dengan sadar merobek kulit wajahnya sendiri demi sebuah penyamaran kata hati. Terkadang dia menangis berselendang sinar keceriaan, kadang dia tertawa bersuarakan keputusasaan, berusaha tetap tegar dalam hujan petir permasalahan. Aku terkesima.. benar benar terpesona, hingga ku tak mampu hanya sekedar mengamati…aku mendekati mencoba menyapa nurani dan memperkenalkan hati.
Hari terus berjalan mendaki jaman.. sampailah pada saat ini.. malam di penghujung bulan mei.. sekali lagi ku menengok mundur pada bilangan hari, tatkala pertama kali kurasa ada sesuatu dimatanya.. keindahan?.. tak kupungkiri, namun bukan itu yang bisa membangunkan jiwaku dari tidur panjang, bukan hal itu yang mampu bangkitkan sukmaku dari ketersungkuran. Tatapan mata itu..memeluk seraya berbisik kepadaku.. “lihatlah aku, selami wajahku, bacalah kenyataanku, rengkuh bila memang bisa sejukkan keringmu”.
Hari terus berjalan mendaki jaman..sampailah pada saat ini malam di penghujung bulan mei..
Kekasihku ini bukan surga, namun ditempat ini kutemukan dirimu,di tempat ini ku genggam jemarimu, di tempat ini kunikmati keberadaanmu.. kekasihku.. ini bukan surga, namun disinilah aku.. takkan pernah kubiarkan ada kesedihan serta air mata menutupi indah tatapan matamu..

posted by imarkusuma at 11:05 AM

0 comments




Kesadaran Yang Terhenti

dari sini…dari hati ini
ujung rambut itu mampu menyangga matahari
sudut mata itu berkenan menahan senja yang dikejar bumi
garis bibir itu laksana kuasa alam menghentikan laju jaman yang berlari
dan aku tertikam mimpi

posted by imarkusuma at 11:04 AM

0 comments




Ikhlaskan Aku Memaksamu

Tlah kutanam bungaku di tengah taman,
tepat di tengah pusar malam
tiada kubiarkan tiap kelopaknya tersentuh deruan angin kencang,
kutakut ia terbang menghilang.
Tak pernah kupersilahkan aliran badai menggerayang putik sarinya,
kutakut ia terhanyutmeninggalkan taman.
Kupertaruhkan detik demi detik waktuku berharap setiap jengkal langkahku bisa ia tetap tergenggam.
Tuhan…bila cinta memang membutakan..aku mengakui cintaku bernyawa keegoan.Aku lupa mempertanyakan kepadanya,ihklaskah dirimu sayang??
Tlah habis kata pujangga untuk memujamu, tlah kering air lautan kuteguk karena dahaga akan senyumanmu,namun tak pernah kubukakan satupun pintu pilihan hingga akan kutahu andai engkau berniat meninggalkan.
Haruskah aku mulai membiarkan angin serta badai menghampiri lalu melihatnya dari kejauhan sembari hati bercambuk perih cemas melebihi menanti malaikat maut datang??
Tuhan…bila memang badai itu harus datang, kumohon janganlah sekarang…
aku belum bisa kehilangan bungaku, aku belum mampu ditinggalkan bungaku…
aku masih membutuhkan indahnya bunga terindahku.
langit mendung sewarna dengan suasanaku.
Hujan merintik sirami aku juga bunga ditamanku.
aku datang mencari sang bunga terindah…berlari ku dekati melati putih sahabat kesendirian.
mulut sukma ini berteriak memanggil sebuah pelukan,memohon ciuman wangi tubuh penuh cinta dan kedamaian.
Seandainya aku bisa lupakan dunia,aku akan lakukan,namun andaipun aku bisa melupakan dirinya tetap takan pernah kumencoba.
Tuhan…dia adalah bunga yang terindah,
pastikan hujan terlembut yang kau turunkan kepadanya…

posted by imarkusuma at 11:04 AM

0 comments




Penjaga Taman

Kekasih hatiku..
Kini ku bicara padamu saat mentari tepat di puncak hari pada taman bunga mawar dan melati yang dulu kita tanam dengan riang diri.
Tadi pagi..selama perjalananku menuju taman ini, kulalui jalan berbatu,padang rumput hijau juga semak nan penuh duri siap menyakiti.
Lalu ku singgah di sebuah gubuk seorang petani tempat dia menunggui sawah padi bersama sang istri.
ditawarinya aku segelas kopi. maaf pak petani kusinggah bukan untuk beristirahat atau meminta dibagi teduh hati,aku hanya ingin menyampaikan sebuah salam hormat serta selamat atas anugrah yang bapak miliki.
Kekasih hatiku…
kutak mampu seperti petani itu hingga engkau harus sendiri menjaga,
serta terus merawat mawar dan melati,sampai kukembali lagi untuk manikmati harum indahnya taman kita ini.
Kekasih hatiku…
hingga senja nanti kuakan tetap disini,
memelukmu dan semakin erat kumemelukmu
sampai mentari terbenam menyembunyikan bayanganku….

posted by imarkusuma at 11:03 AM

0 comments




Biarkan Aku Suci

Sayat dan robek kulit jasadku tetap takkan bisa melukai jiwaku
Belenggu tangan serta kakiku masih takkan mungkin kau himpit pikiranku
Karena dia sebebas angin yg melintasi keabadian
Kau pahami akan hal ini.. ..
lantas Belaian keindahan kau selipkan di ruang khayalku
kau kecupkan ujung hatimu pada bibir keraguanku
sejenak kemudian aku terkesima, hanya sejenak
lukaku yg berdarah darah engkau kais dengan kilap ujung paruh jelitamu
Tidak semudah itu sayang…
tidaklah seringan itu kau terbangkan pengharapanku
Belum terlihat meski dari balik air mataku
Kemarilah saudaraku dudukkan jiwa tenangmu bersanding
disamping jiwa ikhlasku sejenak tinggalkanlah raga keduniaanmu
dan renungi apa yang terucap dari lidah kesucian ini….
HATIMU KERING LAYU KEHAUSAN
SEDANGKAN SUMBER SUMBER KEHIDUPAN MENGAIRI SEKELILING HARIMU
MENGAPA TAK KAULEPASKAN DAHAGAMU?
AKU TELAH MENANGISI KELEMAHAN RASAMU
ATAS NAMA CINTA AKU SUDAH MENJAGAMU BAHKAN DARI DIRIKU SENDIRI
LANTAS MENGAPA TAK KAU MANFAATKAN?
KAU DATANG DARI KESENDIRIAN DAN AKAN PERGI DENGAN KESENDIRIAN PULA
BEBASKANLAH KALBU MU JANGAN PENJARAKAN BIDADARI TEKADMU
TERUSLAH BERLARI DGN KERIANGAN
TAMAN INI BUKAN AKHIR TUJUAN WALAU RUMPUTNYA TAMPAK SUBUR KEHIJAUAN
PERNAH KAU PERKASA DALAM MIMPIMU TETAPLAH PERKASA DALAM KENYATAANMU..
Nah sekarang kembalilah
sapa dengan lembut jasmani cantikmu
Biarkan aku disini menikmati kerinduan.
tetap dalam kesucian.
tetap dalam selimutan keagungan cinta.
tetap dalam cakrawala keihlasan
bermahkotakan keterbatasan

posted by imarkusuma at 11:03 AM

0 comments




Cerminan

Danau ini terlihat indah kekasihku.. mendekatlah
Mari berdua kita perhatikan cerminan kebersamaan diri
dari pantulan jernih tenang air di permukaan
Tampak Kau dan aku saling mencari nada masing masing
untuk dimainkan dalam satu melodi merdu tembang cinta yg suci
Tampak kau dan aku saling mempersilahkan sang kerinduan
menyerang dari segala penjuru tanpa berusaha melawan
meski memahami bahwa kita tak memilik
perisai sakti kepercayaan diri
Danau ini terlihat indah kekasihku
apalagi dihiaskan gambaran pantulan kita, pantulan sayangku
hanya sebuah cerminan, bukan wujud keaslian kita
Kita berdua dari unsur beda dunia dari waktu yang berbeda
kepercayaan diriku yang terlalu berlebihan
sebabkan kita terjerat lingkaran tali tak berbatas tak berujung
maafkan aku..

posted by imarkusuma at 11:02 AM

0 comments




Ketelanjanganmu

Engkau bertelanjang di hadapanku
hingga tak satupun halangan tuk lihat kenyataanmu
permohonan untuk tetap menatap tanpa sedetikpun kedipan
saksikan kau merobek dadamu dengan tanganmu sendiri
akan tunjukkan suci merah hati agar ada keyakinan
tak ada kebohongan disitu
Kejujuran adalah sifat illahi
namun tak semua sisi yang bisa terpuaskan
kecerahan tidak mengenal sudut pandang
namun demi keindahan kita kadang diharuskan menata sekat penghalang
Terkadang rembulan akan tampak lebih mempesona
bila mengintip dari balik awan
Biarkan air cerita ini mengalir dari pegunungan tingkahlaku menuju lembah rasa
melewati bukit waktu untuk menghiasi bebatuan masalah
dan cobaan di samudra kehidupan
Jangan besar kepala lantas coba balikkan arah
ataupun menghilangkan salahsatu mata rantainya
Bukan tak menghargai kerasnya engkau berjuang
Namun masih tak kutemukan nada yang sepadan
dengan kejujuran yang kau dendangkan

posted by imarkusuma at 11:01 AM

0 comments




Putihnya Rasa

Mencoba mengingat kala terakhir
pandangan ini dihiasi kejujurannya
tatkala pendengaran ini di usap lembut oleh pengakuannya
serasa seisi bumi memusatkan pandangan kearahku
berusaha meraba suara bathinku
berupaya meraih ikhlasku
mempersilahkan mereka ikut mengecap keberuntunganku..
Ahhhhh tapi kusendiri hanya bisa diam
karena memang tak mampu diri kuasai nyali
tiada kuasa pula nurani bertahta
di ujung lidah pengungkapan indahnya hati
Untuk merindu dan demi kerinduan
biarkan kujemput engkau di mimpimu
Tak perlu berusaha terjaga
karena kenyataan adalah menuangkan luka
kedalam dua pundi yang sedang terluka
dan berusaha melukai
Cukuplah terpuaskan sebuah pengharapan
dengan mewanginya aroma jiwa kebidadarian
Sudah bermekaran bunga sukma
oleh siraman sejenak kebersamaan
Biarkan impianku bermukim di mimpimu…

posted by imarkusuma at 11:00 AM

0 comments




Hanya Anak Panah

Samar suara derap langkah dewa cinta mendekat
telinga penolakkanku berlengket tanah kenyataan
sekedar pastikan ini bukan tipuan sesat atau kekonyolan
akibat cointreau yang melumat keseimbangan pikir dan nalar
Otak menggeliat lalu berontak menampar hati
, berteriak jangan terlalu lemah dan terhanyut dalam perasaan
Seakan tak mau di sepelekan
hati tersenyum sinis lantas bertutur dengan bahasa sindiran
“bukan ditempatmu rasa itu tumbuh dan disuburkan”
Bijak mencoba melerai pertikaian otak dan hati
mempersilahkan aku menentukan keputusan
Belum sempat aku keluar dari kebimbangan
sang dewa cinta memastikan kehadirannya
YA…. INILAH AKU.. BEGINILAH WUJUDKU
AKU DATANG TANPA MENUNGGU KAU MENGUNDANGKU
DAN TIADA PULA KUASA KAU BERPALING MUKA DARI KEPERKASAANKU
KAU HANYALAH ANAK PANAH YANG HANYA BISA PASRAH
KEMANA BUSUR CINTA
MEMBIDIKKAN SASARANNYA
CINTA ITU MEMILIH BUKAN DIPILIH
DIA PEGANG KENDALI DAN DUDUK
DIATAS PELANA LANGKAHMU
ENGKAU AKAN DIBAWA KEMANA DIA INGIN MEMBAWAMU
Aku segera berdiri tegak dan membusungkan dada
menyela lantang serta mencoba terlihat berwibawa
lalu mempersilahkan sang dewa cinta berhenti kata
aku jujur mengucap….
….. aku adalah anak panah

posted by imarkusuma at 11:00 AM

0 comments




Terjaga

Kudengar semua kalimat teriakanku terpantulkan oleh bebatuan terjal
yang tersembunyi dalam gelap gua sunyi
tanpa ada yg diserap atau hilang teruap
bahkan kurasa lebih keras dibanding teriakanku sendiri
aku terkapar kaku, tak berdaya, sungguh tak punya daya
Kalau hanya sekedar untuk menikmati keterpurukkanku saja aku tak mampu
lantas apakah aku? siapakah aku?
dimana mesti mengubur jasad kotor tak berpekerti ini?
Ohh malam rengkuhlah sukmaku dan sembunyikan dibalik jubah sepimu
aku tak punya keberanian tuk menemui cerah hari dimana penghuni bumi bisa melihat merahnya malu wajah karena begitu bodohnya kebodohanku
Ohh malam lindungi aku dalam wibawa kehitamanmu
beri ku sedikit arti tentang cara menikmati kehancuran
atau sekedar berhenti dari penyiksaan nurani
akibat sebuah penyesalan
Terbang tanpa berbekal sayap
arah tak tertuju bagai gelap langit malam tak bertepi
aku tenggelam dalam keraguan yang pasti
berharap pada waktu untuk rela berhenti agar aku yang terlena
tak membuat mereka terluka
kapankah aku akan bangkit
bagaimana mesti bertegak diri dan untuk apakah menapak langkah kaki
masih adakah satu alasan untuk aku tetap bertahan
dan berusaha kibaskan runtuhan beban di badan?
Ya…..
rintangan menjadi pijakanku,
halangan merupakan tumpuanku dan kegagalan adalah anak tanggaku
sedalam apapun sebuah lubang keputusasaan
ada permukaan harapan disisi yang berlainan
tapi aku telah terkubur
untuk menikmati keterpurukkanku saja aku tak mampu
karena begitu bodohnya kebodohanku

posted by imarkusuma at 10:59 AM

0 comments




Kuistirahatkan Panca Inderaku

Bayangan itu berhenti berlari tatkala mulai memahami
bahwa diri ini tak mampu kejar dan mendekati
apalagi untuk menyandingkan hati
Bayangan itu menghampiri lalu dengan pendar cahayanya sendiri
ikhlas menampakkan suci wujud asli
Ohhhh sejenak raga ditinggalkan sukma tatkala mataku menatap damai senyumannya
Sukmaku kembali kemudian menuntun ragaku untuk menggapai teduh pelukannya
Aku menikmati waktu
memperistirahatkan seluruh panca inderaku
hanya hati
hanya nurani

posted by imarkusuma at 10:58 AM

0 comments




Peran Sang embun

Embun itu jatuh dari ujung daun yang hijau
di pagi buta menjelang fajar
kilau bening hadirnya sapa mataku
sesaat sebelum timpakan diri di atas rengkuh bumi
Aku hanya bisa diam tertegun
tanpa bisa memahami mengapa sang embun tak menghiasi hari
sampai hilang teruapkan panas matahari?
atau mengapa dia berwujudkan embun
yang sarat degan batas kesekejapan
aku tak mengerti, sungguh aku tidak mengerti
aku terhimpit sunyi
tanpa tangis juga tanpa senyum ataupun tawa
Serasa kehilangan putaran waktu
hari bergeser tanpa kehadiran kesadaranku
haruskah aku terpatung dengan dalamnya rindu… ??
mestikah aku mengesampingkan akal
untuk menjunjung tinggi keegoan,
atau memendam rapat perasaan dan memenjarakan angan?
Mana mungkin ku pilih sebuah jalan
bila kusendiri tak pahami arah tujuan
mana mungkin aku bertindak bagai hakim keadilan bila
di semua sisinya adalah kebenaran?
Yang aku tahu sekarang adalah
sang embun yang hanya bisa berperan
tanpa kekuasaan untuk memilih
apa yang sebenarnya dia inginkan
lalu bedakah aku dengan dia?
karena juga aku hanya bisa menikmati keindahanya tanpa mampu menjaga keabadiannya

posted by imarkusuma at 10:57 AM

0 comments




Sempurnanya Perjalanan Malam

Gelap, hawa dingin dan gema namamu
saling berebut simpati kesepianku
temaram jiwa semakin beku dengan lukisan
tepi lekuk pesona kehadiranmu
Bintang di sisi kiri membuat malam telah sempurna
bersama bulan disisi kanan
tertidurlah tubuhku dengan senyum sebagai
penghias latar alam tapi sukmaku berjalan
mengemis kasih sayang penguasa jaman
Burung pengharapan semakin liar berkeliaran
matanya tajam menatap
lingkaran sepasang hak dan kewajiban
menembus kabut rahasia keabadian
Sebuah keputusan telah terlahir
dan kini sang malam diharuskan menjilati karmanya
Salah adalah kesalahan benar adalah kebenaran
namun apa yang benar dan mana yang salah
jika tidak ada siapa yang dirugikan
Ingin ku suci dalam keterbatasanku
namun kesucianku juga memiliki keterbatasan
Tak ada janji terucap
namun juga tak kuasa kubiarkan
engkau berpeluk kebimbangan
Biarkan aku bermimpi
memimpikan perjuangan sang malam
demi dua buah hatinya…. Bintang dan Rembulan

posted by imarkusuma at 10:52 AM

0 comments



Saturday, March 25, 2006

Mentari dan Pelangi

Seorang laki laki berniat menyempurnakan mimpi dan mempersiapkan diri demi sebuah esok hari.. hari pada saat nanti dimana bunga bunga harga diri menjadi hiasan peti mati.
Seorang laki-laki yang sedang mengemasi perbekalan perjalanan sukma lengkap dengan cungkup saji berupa tujuh cakra meditasi serta sekeranjang nyali.
Namanya adalah Mentari.. seorang laki-laki yang sedang berpamitan kepada sang istri sekaligus memohon juga melaksanakan ritual suci menyalakan api abadi pertanda masih adanya ikatan hati. Mengangguklah sang istri..dia adalah Pelangi.
Mentari:
Tak ada alasan menghindar dari busuk penghuni jaman karena dunia adalah pasar..memang adalah tempat jual beli kehormatan, ada harga yang ditawarkan meski tak terjangkau oleh sebagian orang.
Pelangi:
Akan tetapi sekarang engkau membutuhkan ruang dengan bau kemenyan demi keseimbangan..aku paham dan akan selalu paham.
Mentari:
Engkau lebih mengerti bila saatnya sudah datang… siapakah Dewa yang telah mendatangimu untuk memberikan kabar ini?
Pelangi:
Seribu Dewa yang menyampaikan..seribu lainnya mengiyakan.. dan seribu lainnya meragukan senyumku sebagai tanda kesediaan serta keihlasan. Dengarkan ucapan ini suamiku, ucapan yang kusampaikan pada tigaribu Dewa yang mendatangiku… “Aku dan suamiku adalah pasangan jiwa. Raga kami adalah sangkar cinta ang tahu apa arti dahaga dan cara membasahinya. Kami adalah saling pemanfaatan, kami adalah saling pelengkapan. Seperti jari jemari kami yang menyatu genggam membentuk satu kepalan tuk melawan apa dan siapapun yang berniat mengoyak masa depan. Suamiku sedang sekarat hati karena lelah menghirup busuknya pelaku kehidupan.. aku bisa melihat itu lebih dulu dari pada kalian para Dewa, karena kalian diatasnya sedang aku ada di dalam kalbunya”.
Mentari:
Ya pasangan jiwaku..terimakasih.. bukalah bibirmu karena akan kuhembuskan ruh syahwat duniaku, aku titip itu karena memang hanya engkaulah yang mampu memeliharanya.
Pelangi:
Ya pasangan jiwaku .. terimakasih.. ini bibirku, lalu ciumlah aku seperti pertamakali dulu kau mencium bibirku, kuingat waktu itu sudah yakin bahwa engkau akan mampu menjadi pembendung airmataku. Sekarang pergilah.. berangkatlah menuju pertapaan menemui guru sejatimu. Sudah engkau sampaikan banyak jawaban, bahkan dari yang aku tak mampu merangkai kata sebagai pertanyaan.. kini sudah saatnya engkau mengajari dirimu sendiri, kelak bimbinglah aku dan keturunanmu. Lihat wahai Suamiku… Mentari dan Pelangi sedang ditantang para Dewa......

posted by imarkusuma at 1:53 PM

0 comments




Bukan Malaikat

Kehidupan bukan hanya sekedar hidup.
Hidup adalah getar nadi dan berdegupnya jantung,
Namun kehidupan mencakup corak warna lukisan berdarahnya tangis harga diri di atas kanvas perbatasan antara akal dan hati.
Engkau dan Aku adalah dua si hidup yg tengah berlomba membelah langit
tuk titipkan sebungkus harapan yang berisikan ketidakmungkinan.
Engkau dan Aku adalah sang pejuang kehidupan yg saling mempertaruhkan masa depan demi suatu keyakinan masing masing diri.
Kekalahanku adalah kemenanganmu, suatu kebohongan bila perasaanku berkata aku tak ihlas akan hal itu.
Teruslah bertahan sahabat... bertahanlah bagai karang tetap tegar dari tempelengan gelombang.
Teruslah berlari dari kejaran kelam bayangan masa lalu yang selalu berusaha merengkuhmu kembali.
Teruslah mendaki meski harus menginjak mimpiku bila itu bisa hindarkan kakimu dari tajamnya batu yg bersiap melukai.
Simpan jejak tempat berlututku di hadapanmu sebagai bekal di perjalanan, jangan hapus bekas cium bibirku dikeningmu biar sebagian dari aku bisa ikut merasakan kebahagiaanmu saat kau telah sampai di tujuan.
Perhatikan dan ingatanlah tempat aku mengubur dalam dalam hasratku,
telah aku persembahkan sisi kemalaikatan dalam diriku, suatu saat nanti kembalilah ke pekuburan hasratku, gali lalu penuhi satu permintaan sisi kemanusiaanku.....


posted by imarkusuma at 1:29 PM

0 comments



....Aku bertutur bukan sebagai teori, aku hanya bertanya yang kemudian aku jawab sendiri.Sejenak biarkan aku menjadi karang agar aku juga mampu bertahan... seperti lelaki menyeka keringat dengan angin pada tubuhnya yang telanjang..... template design by savatoons web design