Monday, March 27, 2006
Apa Yang Lebih Berharga Dari Pada Dirimu??
Dan sendiri lagi malam ini,kuhampiri sahabat setiaku sang rembulan.selangkah lagi menujunya ada kekhawatiran bosannya dia dengan banyaknya gores lelah di wajahku,ku rubah langkahku dan kubersanding di didekat bintang-Bintang kenapa kau murung? sapaku basa basi,dia tak segera menjawab pertanyaanku..aku pun malas melanjutkan pembicaraan dengannya..yang ada di benakku hanyalah kamu.. hanya kamu.aku mulai mengingat masa silam.Saat itu aku jatuh dari ketinggian picik pekak degum telak tak ada indah sama sekali Memaksa telan lidah sombongku mengecil nyali hadapi marahnya matahari bersembunyi di ruang tersunyi didasar hatimu aku lari dari namaku sendiri Cantik engkau tertawa lalu sementara terdiam sekejap kemudian menuntunku memasuki sisi sadar dan engkau mulai berbicara "sayangku..ingatkah kamu dahulu pernah kau sematkan bait bait puisimu diseluruh tubuhku kau tulis kalimat memuja di mata, hidung dan bibirku kau lukis kalimat rindu di kaki, tangan dan punggungku kau pahat harga dirimu di kehidupanku sayangku..tahukah kamu aku tidak membutuhkan apa yang kau genggam melainkan cinta aku tidak memerlukan apa yang kau sandang kecuali kasihsayang karena dengan hal itu engkau akan selalu bisa memberiku serangkaian kata yang bisa memberiku alasan tersenyumku saat ku akan beranjak tidur. karena hanya dengan itu engkau akan selalu bisa persembahkan syair yang selama ini memungkinkanku tak pernah teteskan air mata". Engkau beranjak dari hadapanku lalu kembali dengan menyodorkan secarik kertas serta pena, memintaku untuk tuangkan rasa. aku lipat kertas itu, kuletak diatas meja pena itu kemudian aku genggam tanganmu dan berucap sembari menatap mata indah dihadapanku apa yang lebih berharga di dunia ini selain kesempatan memilikimu wahai kekasihku..
posted by imarkusuma at
1:28 PM
0
comments
Surat dari dimensiku
Dear mam.. Sementara dimalam ini aku duduk bersila di sebuah bukit pertapaan.Tepat di puncak gunung pengharapan beralas batu kepasrahan.Tampak pepohonan rindang dan tebal kabut menjadi tabir jarak aku dan duniaku,antara aku dan keakuanku, di tengah aku dan pengakuanku. Bulan telah beranjak dari purnamanya,tak begitu banyak gemintang yang menemani, satu..dua..tiga..empat.ya hanya ada empat yang bersinar terang,keempat bintang itu adalah wujud ragamu,sifatmu,kenyataanmu serta mimpimu.Dan alam mengandaikan akulah sang rembulan yang bukan purnama itu. Mam… Bulan itu sangat menikmati keberadaan bintang pertama.bintang yang ada disaat dia membutuhkan hangat peluk kedamaian, cantik senyum menentramkan, canda tawa manja hilangkan kesunyian. Mam…Bulan juga mencintai ketiga bintang yang lain meski bulan tak lagi purnama,meski tak lagi sempurna. Mam… sebelum ku beranjak jauh dari pintu kesadaran ini, kupinta padamu, tunggu aku di tengah pertapaanmu, tuliskan di dinding ruang jiwamu tentang apa penghuni ketiga bintang yang lain itu dan ajari aku bagaimana menikmati mereka serta cara menunjukkan bahwa aku mencintainya
posted by imarkusuma at
1:27 PM
0
comments
Kita Punya Bingkai..iya kan..??
ini kanvas putihnya sayang coret sesuka hatimu dengan merah kuning hijau ekspresi jiwa yang engkau kehendaki asal jangan patahkan bingkai yang telah membatasi bersiul saja bila kau butuh kanvas yang baru aku akan membawakannya untukmu dengan bingkai yang juga sama jika ada niatan untuk merubah warna diriku buka bajumu dan lumuri aku dengan tinta yang kau guyurkan di sekujur tubuhmu bukan dengan kuas yang ada ditanganmu
posted by imarkusuma at
1:26 PM
0
comments
Pahitnya Sebuah Fase
“Lihat..Ulat yang berusaha keluar dari kepompong itu,menggeliat sekuat tenaga untuk menggali celah, menggerus serta terus memperlebar jalan ia keluar dari kungkungannya. butuh sekian lama dan perjuangan yang mungkin hampir menghentikan nyali, kamu bisa dengan sangat mudah membantu ulat itu.. ambil sebatang lidi lalu perbesar lubangnya..selesai. namun ingat, meski dia akan bisa keluar tanpa susah payah namun pasti takkan mampu bertahan hidup karena dia belum siap untuk menjadi kupu-kupu..”
posted by imarkusuma at
1:26 PM
0
comments
Tuhan... Aku Mohon Ampun ( 4 )
Aku terperangah, marah kurasa hendak muncrat dari mahkota pongah, seorang laki-laki yang tingginya tak melebii pusar itu berani mencegat tatkala aku sedang berlari dengan syahwat menegang sembari tangan menghunus pedang. “Aku lapar, minta makan kang” katanya dengan bukan memelas. aku sedang puasa jawabku. “itu urusanmu dengan Tuhanmu, sedang aku disuruh Tuhanku untuk minta padamu sisa santapan batal puasamu tadi siang” jawabnya tenang. Seetika itu juga aku bercermin…(iya memang). Laki-laki kecil itu lantas mengambil sikap, entah memang demikian atau hanya pura pura tak paham akan sebuah peran, yang aku rasa adalah dia menikmati jati diri yang diberi oleh Tuhan, lalu sengaja menuntunku bersedekah pengalaman.. Aku sudah pernah menjadibudak sampai raja minyak, pernah menjadi pencuri ayam sampai hakim dipengadilan, lalu kini aku sedang diraga ini menjadi seorang budak sekaligus raja bagi sanak saudaraku, pencuri sekaligus hakim bagi musuh-musuhku, dan ternyata engkau masih perlu mengajari aku tentang bagaimana puasa itu…, laki-laki kecil itu memotong bicaraku,”puasa adalah milik Tuhan, aku tidak mengajari hal itu kepadamu, aku hanya seorang anak kecil yang ada dihatimu sebagai budak kala kau menjadi raja minyak, sebagai hakim bila engkau sedang menjadi pencuri lalim. Puasa adalah jubah untuk menghadap Tuhan, dan bila kau menjalankan maka seluruh isi alam akan merasa tenteram menerima kehadiran mu. Puasa adalah untuk Tuhan..jangan berharap apa-apa dari sebuah keihlasan….”
posted by imarkusuma at
1:25 PM
0
comments
Mundurlah Selangkah
Aku bertutur bukan sebagai teori, aku hanya bertanya yang kemudian aku jawab sendiri Itu gelombang dan aku petualang bukanlah nelayan dengan perahu penuh ikan Bila diam adalah sebuah sikap tentu ludah telah menjadi telaga tanpa riakan Siapa yang ada dipuncak sedang kini aku merintih pada tanah pijakan
Ingin aku membelai luka membelah bumi dan masuk kedalamnya Belum ingin mati namun sangat kudambakan sunyi tanpa getar selaput telinga Sejenak biarkan aku menjadi karang agar aku juga mampu bertahan… seperti lelaki menyeka keringat dengan angin pada tubuhnya yang telanjang…
posted by imarkusuma at
1:24 PM
0
comments
Ketika Kau bergerak Banyanganmu Adalah Cinta
Cintaku adalah kisah dari seorang perempuan yang di matanya matahari enggan beranjak, yang di senyumannya bunga bunga mekar harum semerbak. Cintaku adalah sumber mata air dari puncak pegunungan yang dengan sekuat tenaga kugali jalur mengalir untuk bisa bermuara di hatinya Cintaku adalah tuturkatanya,pola pikirnya,segala pengungkapan kelemahan dan keperkasaannya. Di nafasnya jiwaku bisa bernamakan cinta..
posted by imarkusuma at
1:23 PM
0
comments
Garis..beri "titik" Garislah lagi
Aku berjalan dari barat menuju timur dengan bersit angan temui merah fajar lebih dulu dari ayam jantan piaraan dewa negeri awal pagi. terbaca gores tangan seorang pengelana di dinding tebing langkahku.. “Tuhan ciptakan keterbatasan bagi kita supaya kita bisa lampaui batasan yang lain”. Masih tak tercerna makna pesan yang ku yakin sengaja ditinggalkannya untukku itu, bahkan hampir saja kuberhenti merenungkannya sampai saat berputus asa karena sadar sudah kutemukan ratusan terbit matahari setelah kokok ayam berbunyi
posted by imarkusuma at
1:22 PM
0
comments
Hidup Berubah Nama Menjadi Cinta
Ketika disana tubuh lelahmu sedang tertidur Aku undang jiwamu terbang ke bintang Disini jiwaku sedang menulis syair tentang satu bagian waktu kehidupan dari sang tubuh lelah tertidur, tubuh yang sedang beristirahat dari sebuah perjuangan Lihat… sudah beratus bait aku tata namun takkan bisa kau temukan kata yang beraneka, hanya satu..sebuah kata “cinta”.. ya hanya kata itu yang mewakili aku mengungkap rasa penghuni bathinku. Aku ingin bercerita mengenai “hidup” ya pendamping jiwaku. Sebagai balasan telah engkau beberkan rahasia makna cinta disetiap sentuhan hadirmu di hari hariku. Hidup adalah terjaga. terjaga adalah sadar, sadar akan sebuah tanggungjawab bukan demi pahala bukan untuk syurga setelah wafat. Hidup bukan untuk dipermainkan biarpun bisa kita main mainkan, karena kita mempunyai harga yang akan menjadi kehormatan anak turun kita. Tak mampu raga menghadang usia, namun juga takan bisa menghapus jejak tilas aku dan kamu pernah bercinta. Mengukir titik awal sebuah hidup. Sadar menghentikan hak mempermainkan hidup tuk menikmati dunia. Dunia sudah berubah nama menjadi tugas, nikmatilah aku sebagaimana aku menikmatimu. Lihat… buah hati kita sedang tersenyum seakan tak gentar ditantang untuk hidup. Hadiah buat kita….. hidup berubah nama menjadi cinta…
posted by imarkusuma at
1:21 PM
0
comments
Butiran Rindu
Aku pilin rasa rindu menjadi butir butir kecil warna abu abu kuletakkan mereka satu satu dalam tiap persinggahan kelana seraya berseru pada sang bayu.”bawa ini kehadapan kekasihku” kelak aku kan datang dengan berjubah doa,butiran rinduku tlah engkau tata menjadi kelilingan pagar penjaga rumah cintamu hingga hanya aku yang bisa memasukinya
posted by imarkusuma at
1:18 PM
0
comments
Silahkan..pilihan kalian
Sisa pahit masih ada di pangkal hati Kalian masuk dalam lingkaran yang aku tandai dengan amarah, tidak bulat penuh namun masih juga tak kalian temukan jalan keluarnya. Telah ada api di sisi kiri, jelas ada belati di tangan kiri, masih juga kalian dekati aku dari arah kiri. Tidakkah kalian baca tulisan yang aku sayatkan didada? “jangan terlalu menjilat kepada empiris” karena logika sudah tak kukenali wajahnya
posted by imarkusuma at
12:10 PM
0
comments
Lihat disampingmu..ada aku disitu
Terkirim syair ini demi sebuah arti untaian waktu yang tlah terjalani Tak harus ia pahami bahasanya Tak juga kupaksa dirinya menciumi aroma tata katanya Karena rasa memang bukan karya sastra Aku hanya ingin menulis sebuah cerita tentang indahnya perempuanku tentang matahari di matanya, tentang bunga di senyumannya Perempuanku…pejamkan sejenak matamu bayangkan kita duduk bersebelahan hati di pasir pantai seperti tempo hari Lihat keatas..ada hitam langit malam berlukis bulan dan bintang bintang lihatlah kedepan..ada gulung ombak berkejaran seakan berlomba menyentuh daratan lihat di sampingmu..ada aku di situ Buka mata itu dan kembali pada kenyataan lihat..aku tak ada lagi di sisimu Tidak ada maksud tuk pengaruhi akal sehatmu, tiada pula usaha tuk butakan penglihatanmu namun demi sebuah rasa yang tlah terpintal dari butiran butiran airmata kupinta kepadamu untuk memejamkan mata sekali lagi, aku pasti akan ada untukmu memuja hadirmu walau tanpa suara menunggu ihlas diri meski tak berupeti janji Aku akan hadir di hatimu saat puncak pertapaan pertapaan kerinduanmu cintaku tak berteriak namun dia mampu bersenandung, mengidungkan lagu lagu bagi jiwamu
Aku bukanlah seorang pengecut namun jujur aku takut kehilanganmu meski tak mampu tubuhku jadi rujukan rebah dan pelukmu. Maafkan aku yang tak bisa memberi mahkota di kehormatanmu Maafkan aku yang tak bisa memberi sayap pada cintamu bahkan aku tak bisa membuatnya bagi diriku sendiri Maafkan aku yang tak kuasa memiliki tubuhmu bagi hatiku sebab kini hatiku sendiri tak lagi kumiliki sudah kutukarkan ia dengan tinta darah puisi-puisi bagi jiwaku.
Kekasihku…Terkirim syair ini demi sebuah arti untaian waktu yang tlah terjalani. Kekasihku…demi sebuah arti untaian waktu yang tlah terjalani jangan biarkan aku kehilangan matahari di matamu,bunga di senyumanmu. Jangan biarkan aku kehilanganmu…
posted by imarkusuma at
11:48 AM
0
comments
Terserah Apa Katamu
sudut perbatasan antara senyum dan cibir tak kentara tanpa penglihatan hati. desir angin congkak membuat mendesis nafsu membenci ketinggian harap tiada arti berusaha memperbaiki ucapan tuk pembenaran diri sia-sia menetes keringat lelah dari ujung niat menderma sia-sia pula berkembang layar tiada sambutan angin penghantar hanya ada gelegar petir sebagai pengiring perjalanan aku tetap jalan …aku tetap berjalan
posted by imarkusuma at
11:47 AM
0
comments
Jiwa Terdustakan
Selamat pagi tuan puisi aku datang dengan sebuah pena kehadapanmu pena yang dengan itu selama ini kutata kata atas namamu Aku sudah pergunakan hak yang dulu kau hadiahkan kepada dua jiwaku untuk berfoya tintanya. Kini aku kembalikan bersama pahala yang tercatat sedangkan dosa yang terakibat telah aku mintakan kepada Tuhan penciptamu untuk dapat kutebus sebelum pintu mati kian mendekat.
Selamat pagi tuan puisi aku mohon diri, pulang ketempat jiwa lainku yang tengah bertapa. jiwa yang tak terlalu mengagungkan kejujuran pun juga tak menginginkan kepura puraan.
Terimakasih meski kumengerti tujuan sesungguhnya tuan tersamarkan namun selama ini kaupun tak menyadari letak jiwa ketigaku yang aku sembunyikan
posted by imarkusuma at
11:45 AM
0
comments
Tuhan ...Aku Mohon Ampun (3)
Aku mencuri dengar dari pembicaraan dua 0rang malaikat di sebuah altar negeri misteri. si malaikat WAKTU berkata, ‘’aku merasa bersalah kepada mereka, mengapa aku mesti berdiri diantara keduanya. bila memang harus demikian kenapa pula engkau tak menjauhkannya?'’. Sang malaikat JARAK menjawab, ‘’ya..aku juga merasakan hal yang sama, sudah berusaha aku melebarkan rentang tangan namun tak kuasa tuk memisahkan'’. lantas di ruang manakah seharusnya kebenaran berada dan diadakan? Tuhan kita melarang namun Tuhan dia mengiyakan. Bukankah Tuhan itu maha esa? lantas siapakah yang memberi batasan sedangkan Tuhan ada pada manusia??'’..
Aku tak tahan untuk tetap berdiam (dan smoga mereka tidak mengenali aku). Wahai Dua malaikat yang di hati kalian penuh kesucian..tak kan pernah engkau mengerti apa yang memang Tuhan berkehendak kalian untuk tak mengalami. Biarkanlah mereka berdua mencari dimensi mereka sendiri tatkala kalian berpura pura terlelap tidur dan bermimpi. (dan sungguh aku ingin kalian tak terjaga lagi..)
posted by imarkusuma at
11:44 AM
0
comments
Tuhan... Aku Mohon Ampun (2)
Maaf Tuhan aku protes !!! aku mau bicara langsung padamu kali ini ini memang jagadmu… iya aku tahu itu Engkau tak menciptakan aku dan mereka, melainkan bapak ibu kami.. iya aku pahami itu Engkau tak menghukum aku dan mereka, melainkan tindakan kami sendiri.. iya aku tak menyangkal itu Syurga dan neraka alam mimpi itu hakmu Syurga dunia yang aku cari untuk sebagian kecil dari mereka mengapa belum engkau hadiahkan??? Mereka memang telah kalah tapi belum menyerah dan tak sembunyikan wajah Mereka lebih bercahaya dari manusia berkata suci sumbang hakikinya Aku bersaksi…dan berani menjadi saksi
Tuhan…Tuhan…. Lihatlah dia ..seorang dari sebagian mereka Engkau pasti lebih tahu dariku Apa Maha suciku.. hanya menangis yang dia bisa Karena apa Maha Ghaibku..karena takut dosa Aku minta padamu karena memang telah engkau ijinkan Kini Aku minta padamu jangan biarkan kami terpaksa melakukan dosa.. Aku mohon..aku mohon Aku sadar aku tak berhak untuk protes, hanya usahaku untuk menarik perhatianmu ini salah satu perjuanganku bukan hanya untuk mempertanggungjawabkan kodratku melainkan juga mempertanggungjawabkan kata bibirku…. terlebih kata hatiku
posted by imarkusuma at
11:42 AM
0
comments
Tuhan..Aku Mohon Ampun (1)
Dari pinggir kolam halaman belakang rumah, aku celupkan tangan kiriku yang penuh dengan makanan ikan. Koi-koi peliharaanku memperebutkan. bertanya dalam hati siapa yang lebih puas dari kami, aku atau mereka para ikan? aku jawab sendiri, dua-duanya. karena kami sama sama makhluk ciptaan. Seandainya air kolam tak aku pelihara, andai aku tak memberi kalian makanan, akankah kalian mati? dan aku berguman…Pasti!! hanya kapan kalian mati itu tak terketahui, namun tinggal berhitung hari. “Tapi kamu bukan penguasa hidup kami” teriak mereka, kami hanya menjalankan hukum alam imbuh si “tambun” nama koi yang terbesar dalam kolam. Hukum alam???…(aku kerutkan dahi) “Pap.. kopi” terlihat istriku menaruh sebuah cangkir dan duduk di atas tangga gazebo. aku bergegas menghampiri, entah karena sang istri atau karena kopi. kuhirup harum istriku lantas kuminum harum kopiku. masih juga angan tak berhenti kata, andai istriku tak menyajikan kopi, aku masih bisa minum kopi dengan meminta pada mbok Supi atau yang lain membuatkannya untukku.Atau aku juga bisa dengan mudah keluar dari rumah menuju ke warung kopi pinggir jalan juga ke Coffeshop Coffeshop di mall, bahkan diujung dunia sekalipun. Akan tetapi ada kemungkinan dalam perjalananku ke warung kopi aku akan mengalami kecelakaan yang membuatku mati karena tertabrak sebuah taksi, walau aku telah berusaha menyeberang jalan dengan berhati hati , apalagi kalau aku dengan sengaja tidak toleh kanan dan kiri. tertabrak taksi sampai kepala remuk mengakibatkan mati, itu hukum alam. Tak toleh kanan kiri, mabuknya sopir taksi, terpeleset di tengah jalan yang tercecer disitu oli? Itu hanya sebab kasat mata, akibat kasat mata?? Tertabrak lalu mati !! Lalu apa sebab akibat yang sebenarnya??? (aku tunda dulu pertanyaan ini). Lantas dimana peran Tuhan??? …. …. …. Sehebat itukah Tuhan yang tanpa repot repot selalu mengatur, mengawasi, memberi nikmat atau menghukum alam serta manusia sebagai penghuninya?, Seberkuasa itukah Tuhan itu sampai alam tetap tunduk dan patuh seakan berkerja dengan sendirinya untuk tetap berjalan sesuai hukum sebab akibat Tuhan??? Apakah alam adalah hanya sebuah visualisasi dari sebuah software yang terkondisi dengan bahasa bahasa matrix terjemahan dari suara,waktu,jarak,berat,rasa,cinta,sedih atau bahagia yang telah dirancang untuk dijalankan pada program windows(baca:pikiran manusia) yang telah terinstall di otak (bukan sbg kata benda) oleh “seorang” programmer maha genius?? Kalau jawabnya iya, lucu kalau kita GR (gede rasa), bahkan mungkin lebih tepatnya sombong bila kita bertanya “apa salahku hingga aku di hukum Tuhan seperti ini?”, “ ah sudahlah ini adalah cobaan dari yang di atas”, emangnya siapa elu?? Hingga Tuhan repot repot menghabiskan waktu untuk mencoba kita?? Kita serta seluruh isi alam sekarang ini tak lebih besar dari satu keping CD. Raga manusia yang hanya sebuah visualisasi dari sebuah program dengan sok nya kita anggap sebagai materi lalu menurunkan derajat dimensi Dzat Tuhan menjadi juga sebuah materi tak ubahnya kita dan seluruh makhlukNya, atau dengan kata lain memposisikan Tuhan sebagai salah satu tools atau variable dalam sebuah program keduniaan. Bihh picik sekali. sering istriku bilang, “marilah kita serahkan hidup kita kepada yang diatas”. Nahlohh??? Apa kalo kita tak mau menyerahkan hidup kita, kita bisa lepas dari hukum sebab akibat Tuhan?? Atau apakah kita punya hak atas hidup kita?? Lalu sekejap kemudian aku sanggah sendiri, Ahh itu hanya permainan katakata, istriku tak bisa disalahkan. “Heh Pap.. sedang mencoba mengerti akan sesuatu?? ” Iya jawabku singkat. Aku memandang kearah kolam, tampak si Tambun sedang diam mematung, seakan sadar aku perhatikan, dia melompat tinggi dan byuurr dia menyelam kedasar kolam, entah apa maksudnya.
posted by imarkusuma at
11:39 AM
0
comments
Raga Berhanya
kuntum senyum menunduk khitmat rumbai semangat bertamu satu persatu tak ada tepuk dada tak ada duka semua hening tanpa aksara juga tak bermimik muka lepas..bebas..memerdekakan raga dari pengaruh jiwa tanggalkan peran sebagai manusia inilah sejatiku… bersetubuhlah denganku
posted by imarkusuma at
11:39 AM
0
comments
Bernikmat Mencumbu Nafsumu
Biar ku sejenak menghentikan langkah ,menelusupkan jemari dilekuk hatimu lalu mengajak menimang kesempurnaan cinta yang menari diantara ujung lidah saat bibir kita menyatukan nafsu. Biar ku sejenak menghentikan nalar pikir,menyandarkan kepala dipusar rasamu lalu menyanyikan gelora rindu yang tak pernah bosan memainkan hasrat tuk memilikimu. Kemudian aku takan pernah berhenti menyetubuhi pejam mata itu serta menjadi pemilik desah nikmat yang terucap dari puncak-puncak kejujuranmu
posted by imarkusuma at
11:38 AM
0
comments
Aku Mencintaimu ...Sungguh
Senyum di bibirku adalah memuja senyummu, menari pada lembar bahagiamu serta bernyanyi bersama ujung ujung lembut suaramu. Binar di mataku adalah membelai binar matamu, mengharap ikhlas tiap detik waktumu di sisiku, berlutut dihadapan tegarmu menenteng sekeranjang persembahan rindu… Cinta diwajahku adalah saat saat mencintaimu, berlari menggapai mentari demi keinginanmu, terbang meraih bintang untuk permintaanmu, dan bahwa cinta bagi diriku adalah menghabiskan sinar rembulan malammu lewat desah lipatan kusut sprei ranjang, obrolan berkawan cangkir kopi hitam, dawai gitar mendendang atau sekedar kita saling memandang. Aku mencintaimu…sungguh
posted by imarkusuma at
11:36 AM
0
comments
Perjalanan Kelana
Guratan cerita hiasi sebuah perjalanan kelana ada tajam halangan, ada samar godaan,ada hitamnya hasrat dan ada birunya pekerti. mencari guru menghindar lugu, karena ilmu adlh pembimbing qalbu. Namun bumi sudah memiliki arah penjuru mata angin yang pasti dan matahari akan selalu setia menghangati hati, lantas untuk apa ada sebuah pertanyaan..’akankah kubelah kesangsian bila nurani tak mampu terbang seringan doa menembus awan, semudah dosa terlahir dari tingkah perilaku dusta?’
posted by imarkusuma at
11:35 AM
0
comments
Tuanku Malam Sepi
SUATU WAKTU KALA HATI DIUJUNG DURI RACUN BISA MENJADI TEMAN SEJATI TANPA SUNYI JUGA TAK BERBUNYI HANYA INGIN BERTUANKAN MALAM YANG SEPI
posted by imarkusuma at
11:35 AM
0
comments
Menyesalkah Dirimu Sayang...
aku sedang meratapi aku. Hitam kaki juga Hitam kenyataanku. untuk kesekian kali dan kemudian sekali lagi jiwaku mendekati rindumu. bagai dahaga yang sangat dan berharap lalu mendongak pada langit semangat yang menganga mengucurkan darah rasa rahasia sang kerahasiaan.untuk kesekian kali dan kemudian sekali lagi jiwa merasa tenteram. Bidadariku… ku aturkan sebuah masa kepadamu… pernah suatu senja mengiringi jatuhnya air mata saat kau pandu kata hati tentang sebuah lukisan takdir diri, dan lalu kau buka kosong genggam tangan tentang harapan.. kau takkan pernah sendiri bisikku kala itu.. Bidadariku… ku aturkan sebuah tanya kepadamu… menyesalkah dirimu? Bidadariku… ku aturkan sebuah pinta kepadamu… mintalah kepadaku tuk jangan pernah kutinggalkan dirimu..dan aku takkan pernah menyesal menggapai teduh pelukanmu
posted by imarkusuma at
11:34 AM
0
comments
Bimbang
Andai Tuhan beriku suatu jaminan terwujudnya sebuah permintaan, aku akan mengajukan permohonan keinginan mengetahui satu hari di masa depan, sehingga kini aku tak akan bimbang tentang bunga apa yang seharusnya kutanam di taman.
posted by imarkusuma at
11:34 AM
0
comments
Rinduku lebih dulu berada disitu
cahaya hatiku,… lagi..rinduku tak menjelajah acak..kembali hanya dipangkuanmu, lagi..malam ini ku hampiri senyumanmu untuk mempersembahkan kerinduanku. Namun kali ini tiada yang mampu ku kubisikkan, tak ada yang bisa kuceritakan.Aku hanya ingin bersimpuh di pangkuanmu menyusul rasa rinduku yang lebih dulu berada disitu
posted by imarkusuma at
11:33 AM
0
comments
Bulan..Bintang..Aku..Kekasihku
Kusentuh alam dalam rupa malam. Bulan menggeleng enggan dan memelas mohon ku untuk tidak mengusik purnamanya.Bintangpun demikian, biar berjuta tak satupun berikhlas sejenak turun menemani. mereka tengah menikmati kesombongan gemerlap pijar mempercantik cakrawala. ‘’Aku membutuhkan dia'’… kalimat itu terucap oleh peluh di dahi,tersuara oleh hati, terkatakan oleh degupan jantung dan getaran nadi. mendengar itu bulan dan bintang serempak mengelilingi simpuhku. Sejenak ku terhibur dengan wajah penasaran mereka, wajah wajah yang sedetik lalu menolakku. yaa.. seolah semua tentang dirinya mampu taklukkan seisi jagad raya. aroma kehadirannya menawan kan detik detik buana bagi siapapun di sekelilingnya.Tetapi dia bagiku??? bagai angin sepoi di senja bermata jingga yang tiada terbalas haknya. Kutepis keluhanku,khawatir tampak ketidakyukuranku terhadap keputusan langit meneteskan dia kala sutra fajar di peraduan sunyi jiwaku. Sekejap ku diselimuti wangi nirwana, harapanku bersayap, dawai hariku mendenting indah nyanyian cinta seindah bunga mekar sempurna di matanya, ‘’kok kamu tersenyum?'’ tanya bulan yang kemudian di iringi selidik keingintahuan para bintang. ‘’Ya.. aku sedang bahagia jawabku. lihat di atas sana .. kekasihku tengah menggantikan kalian mengindahkan malam, cantik senyumnya tak tertandingi walau oleh riang seribu bidadari.Cahaya hatinya menembus serangkaian awan menghangatkan beku hati. Lihat kekasihku itu… mata kecil itulah yang mampu membaca huruf huruf rumit tak terungkapkan berserak sembunyi di dasar hatiku, tulus tangan itulah yang bersedia menggengam keputus asa an serta ke tidakpercayaan ku terhadap bersahabatnya matahari. Dia berikan separuh hak hidupnya untuk menggantikan separuh sisi kematian jiwaku'’…. Belum selesai kuceritakan keberuntunganku atas adanya dia kepada mereka, bulan dan semua gemintang sudah terlelap . Entah apakah mereka sedang berusaha bermimpikan indahnya kekasihku atau mereka malu untuk kembali ke cakrawala malam menggantikannya karena tahu bahwa memang kekasihku lebih pantas menghiasi dunia. mengindahkan malam dengan senyumannya.
posted by imarkusuma at
11:33 AM
0
comments
Mega Penghantar Senyumanmu
Ya sayangku..telah kulihat gumpal putih mega penghantar salammu dan telah kudengar pesan yang kau titipkan kepadanya untukku. sebelum mega itu meninggalkanku tuk meneruskan perjalannya mengelilingi jagat raya, tampak ragu dan tak kuasa menahan diri,dia bisikkan beberapa kalimat yang terdengar sarat kekaguman ‘’dia memang cantik, secantik kemampuanmu memandang alam, dia memang pantas mendapatkan apa yang tak kan pernah mampu kau berikan, dia selembut ketidakadaan, letakkan dia pada ruang terdalam di hatimu, rasakan kehadirannya di aliran darahmu, biarkan dia hidup di hidupmu'’. Pergilah, trimakasih telah menghantarkan senyumannya!!! ku katakan itu pada sang mega, dengan sekelumit tambahan kata, ‘’dia milikku, aku lebih tahu darimu, walau tak ada kalimatmu yang kupersalahkan…….'’
posted by imarkusuma at
11:31 AM
0
comments
Jangan Pernah Memintanya Kembali
Dan ketika itu kamu tersenyum indah. Indah sayang.. senyum itu indah bahkan teramat indah untuk ku serahkan lagi padamu bila suatu saat nanti kau memintanya kembali
posted by imarkusuma at
11:30 AM
0
comments
Mentari Di Pintu Hari
Berharap tiada nampak..tapi masih..ternyata masih…Tetaplah masih kulihat dia tertunduk di tempat itu. Maaf Tuhan yang ada di tubuhku..bila terpaksa kutanyakan suatu hal kepadamu, Apa maksud alam terhadap aku, dia dan rasa yang aada di antaranya? bila semuanya hanya akan menjadikan wajah kami sebagai perantara air mata. Atau mengapa kau ciptakan sebuah ruang bila kami tak mampu menghuninya?. Perlahan membuka kelopak pandang setelah kupaksa memejam, dia masih tersudut diantara dua bongkah keputusasaan… dengan nyali yang mungkin tinggal pengharapan mimpi. Bangun sayang.. berdiri dari sungkur jiwamu… rentangkan tegarmu karena akan kudekap ikhlasmu dalam pelukan harga diriku. Yakinlah padaku seyakin mentari pasti akan terbit di pintu hari esok pagi.. ..
posted by imarkusuma at
11:29 AM
0
comments
Dari Atas Perahu
Ku duduk di atas perahu harap diujung laju kemudi mimpi ombak laut ayunkan khayal hembus angin malam mengaromakan wibawa keikhlasan permata hatiku….. coba renungi suara alam yang sedang memaksa kuasai sadarku “”APA YANG TERTANGKAP MATA BILA ENGKAU LEPASKAN PANDANG TANPA HALANG? ADALAH SAMUDERA BERCUMBU CAKRAWALA… YAAA..PADAHAL JAUH JARAK DIANTARANYA MEMBUAT TAKKAN PERNAH MUNGKIN MEREKA BERSATU DALAM KENYATAAN YANG NYATA”" namun disini..sekarang ini..bola mata ini… menjadi saksi cakrawala memeluk samudera…
posted by imarkusuma at
11:27 AM
0
comments
Hancurnya Harga Diri Sang Lelaki
Satu waktu di pantai kuta Malam kala itu ditemani sedikit gerimis Berjalan sang lelaki menghitung butiran pasir yang diinjaknya Walau tak menoleh ia yakin sang kekasih dengan setia menjumputi satu demi satu keperkasaanya yang tercecer terselubungkan keputusasaan pada setiap langkahnya Mereka lantas duduk berdampingan diri berpelukan hati Sang lelaki berkata tanpa suara kepada sikekasih yang sedari tadi hanya mampu memandang buta tentang arti hari tentang maksud naskah dan sutradara jaman ini ?Aku pergi Debur ombak itu sudah koyak nuraniku Karang tajam itu telah hancurkan harga diriku Engkau adalah bukti kegagalanku Engkau adalah kekalahanku Aku pergi Kutinggalkan sumpahku padamu Kau akan selalu menungguku seperti karang setia pada ombak merinduku bagai padang tandus mengharap musim semi mendambaku bagai seorang penyair mencintai karya ciptanya sendiri? Sang lelaki beranjak berdiri Sejenak menghela nafas panjang seakan memastikan sebuah keyakinan Lalu menghampiri buih lidah gelombang Pasrahkan tubuh berjalan sampai ketengah genggaman lautan Mencoba merengkuh matahari yang terbenam di ujung samudra kehidupan
posted by imarkusuma at
11:07 AM
0
comments
Dengar Anakku
Di luar hujan …anakku keluarlah dari kamar tidurmu pandang tanah basah itu cium aroma cakrawala berhias kabut itu lepaslah baju lalu biarkan air alam itu peluk tubuhmu mintalah petunjuk darinya karena dia membawa kabar tentang perjalanan hidup buka telinga pengertianmu kepada si musyafir sejati yang telah mengarungi jagat raya sebelum mensucikan kulitmu Dia anakku wahai sang hujan dia darah dagingku wahai sang kesucian ajari dia cara taklukan jaman ajari dia apa yang tak kau ajarkan kepadaku sampaikan kebenaran tentang kebohongan yang tersembunyi di dasar kejujuran sampaikan tentang ketidakadaan ketidakmungkinan sampaikan tentang kekeliruan sang pengembara yang kini duduk tepekur di teras rumahnya yang kini berbicara kepadamu yang terlalu sombong tak dengarkan cerita pengalaman perjalananmu
posted by imarkusuma at
11:07 AM
0
comments
Benar dan Salah
Konon ada dua sari cerita yaitu benar dan salah Namun kebenaran tak mewakili sifat ke-hakiki-an demikian halnya dengan kesalahan dia tak selamanya menampakkan wujud keaslian semu..samar..palsu..bahkan terkadang bermakna kebalikan Orang bijak sering mengibaratkan dunia ini bagai “panggung sandiwara” Manusia berperan sesuai pada jalur alur tema Qodo’ dan Qodar Berucap dan bertingkah laku pada pakem naskah qodrat dan iradat Lantas para pelaku dipaksa untuk bisa terpuaskan hanya dengan sebuah kalimat penutup “INI SUDAH SURATAN TAKDIR” Lantas dimanakah letak ke-absolut-an? sedangkan bilanganpun tidak bisa dikatakan exact Karena ’satu’ tidaklah mutlak ’satu’ Dia bisa merupakan kumpulan dari dua bilangan ’setengah’ Panggung sandiwarapun juga bisa dilihat dari beberapa sisi Lalu salahkah bila ada seorang tukang sapu gedung pertunjukkan (yang karena tugasnya ia diperkenankan oleh sutradara untuk turun dari panggung walau sejenak asal tidak keluar dari gedung) Yang sedari tadi mengamati polah merah dan birunya cerita sambil menghisap dalam rokoknya berkesimpulan seraya berguman penuh kesucian TAK ADA KEHAKIKIAN MELAINKAN MILIKMU HAI SUTRADARA KEHIDUPAN sesekali matanya memicing pada beberapa adegan dipanggung menggelengkan kepala dan tersenyum bahkan terkesan menahan tawa agaknya dia tergoda tuk berkomentar tapi sesaat kemudian ber istighfar Ada dua sari cerita yaitu benar atau salah SUNGGUH AKAN KUCARI RAHASIA DIBALIK KEDUANYA
posted by imarkusuma at
11:06 AM
0
comments
Aku..Sahabat Dari Sahabatmu
Sahabat Ada butir keringat di dahimu Pandang aku !!! Ada butiran putus asa di semangatmu Telah berusaha keras kau tutupi, aku tahu itu Di puncak cemara pernah kau bertapa Di dasar samudera pernah kau bersukaria Sengat kedzaliman belum pernah lunturkan senyum Gemulai sang penikmat laknat pun tak pernah menjadi pencoreng santun Lantas badai sedasyat apakah yang mampu merobek ujung daun lentur sahabatku? Sangat bisa kumengerti bila tak kau ciprati kuping ini dengan keluh kesahmu karena memang engkau tahu kupasti tak kuasa ikut mencicipi Coba lakukan apa yang pernah engkau ajarkan kepadaku Sujudlah pada ibu bumi Mohon ampun dan serahkan kepalamu tuk di belai kodrat keikhlasannya Titipkan bebanmu kepada ibu lalu biarkan sang bumi menunjukkan kebesarannya Masing masing kita pernah bersalah dan melakukan kesalahan Dan rasa seperti yang kau rasakan adalah kiriman surat teguran dari pengendali jaman Pandang aku sahabat (aku memandangmu) Ku tunggu engkau disini….(tunggu aku disini) Kubersihkan jalanmu ….. Kujaga jejak dan petilasanmu Kembalikan wajahmu di wajahku bertumpu pada harga dirimu dan sejatiku Dan aku akan kembali
posted by imarkusuma at
11:06 AM
0
comments
Penghujung Mei
Sejenak beristirahat dalam ayunan angin malam di penghujung bulan mei kurebahkan akal pikirku lalu berkaca pada selaput putaran waktu silam, serta mencoba berperan sebagai mata mata cakrawala yang menyaksikan drama kehidupan dari seorang perempuan yang berani menatap mentari dengan mata jalang dan tajam, seorang perempuan yang menggenggam api tanpa bergemetar tangan, seorang perempuan yang dengan sadar merobek kulit wajahnya sendiri demi sebuah penyamaran kata hati. Terkadang dia menangis berselendang sinar keceriaan, kadang dia tertawa bersuarakan keputusasaan, berusaha tetap tegar dalam hujan petir permasalahan. Aku terkesima.. benar benar terpesona, hingga ku tak mampu hanya sekedar mengamati…aku mendekati mencoba menyapa nurani dan memperkenalkan hati. Hari terus berjalan mendaki jaman.. sampailah pada saat ini.. malam di penghujung bulan mei.. sekali lagi ku menengok mundur pada bilangan hari, tatkala pertama kali kurasa ada sesuatu dimatanya.. keindahan?.. tak kupungkiri, namun bukan itu yang bisa membangunkan jiwaku dari tidur panjang, bukan hal itu yang mampu bangkitkan sukmaku dari ketersungkuran. Tatapan mata itu..memeluk seraya berbisik kepadaku.. “lihatlah aku, selami wajahku, bacalah kenyataanku, rengkuh bila memang bisa sejukkan keringmu”. Hari terus berjalan mendaki jaman..sampailah pada saat ini malam di penghujung bulan mei.. Kekasihku ini bukan surga, namun ditempat ini kutemukan dirimu,di tempat ini ku genggam jemarimu, di tempat ini kunikmati keberadaanmu.. kekasihku.. ini bukan surga, namun disinilah aku.. takkan pernah kubiarkan ada kesedihan serta air mata menutupi indah tatapan matamu..
posted by imarkusuma at
11:05 AM
0
comments
Kesadaran Yang Terhenti
dari sini…dari hati ini ujung rambut itu mampu menyangga matahari sudut mata itu berkenan menahan senja yang dikejar bumi garis bibir itu laksana kuasa alam menghentikan laju jaman yang berlari dan aku tertikam mimpi
posted by imarkusuma at
11:04 AM
0
comments
Ikhlaskan Aku Memaksamu
Tlah kutanam bungaku di tengah taman, tepat di tengah pusar malam tiada kubiarkan tiap kelopaknya tersentuh deruan angin kencang, kutakut ia terbang menghilang. Tak pernah kupersilahkan aliran badai menggerayang putik sarinya, kutakut ia terhanyutmeninggalkan taman. Kupertaruhkan detik demi detik waktuku berharap setiap jengkal langkahku bisa ia tetap tergenggam. Tuhan…bila cinta memang membutakan..aku mengakui cintaku bernyawa keegoan.Aku lupa mempertanyakan kepadanya,ihklaskah dirimu sayang?? Tlah habis kata pujangga untuk memujamu, tlah kering air lautan kuteguk karena dahaga akan senyumanmu,namun tak pernah kubukakan satupun pintu pilihan hingga akan kutahu andai engkau berniat meninggalkan. Haruskah aku mulai membiarkan angin serta badai menghampiri lalu melihatnya dari kejauhan sembari hati bercambuk perih cemas melebihi menanti malaikat maut datang?? Tuhan…bila memang badai itu harus datang, kumohon janganlah sekarang… aku belum bisa kehilangan bungaku, aku belum mampu ditinggalkan bungaku… aku masih membutuhkan indahnya bunga terindahku. langit mendung sewarna dengan suasanaku. Hujan merintik sirami aku juga bunga ditamanku. aku datang mencari sang bunga terindah…berlari ku dekati melati putih sahabat kesendirian. mulut sukma ini berteriak memanggil sebuah pelukan,memohon ciuman wangi tubuh penuh cinta dan kedamaian. Seandainya aku bisa lupakan dunia,aku akan lakukan,namun andaipun aku bisa melupakan dirinya tetap takan pernah kumencoba. Tuhan…dia adalah bunga yang terindah, pastikan hujan terlembut yang kau turunkan kepadanya…
posted by imarkusuma at
11:04 AM
0
comments
Penjaga Taman
Kekasih hatiku.. Kini ku bicara padamu saat mentari tepat di puncak hari pada taman bunga mawar dan melati yang dulu kita tanam dengan riang diri. Tadi pagi..selama perjalananku menuju taman ini, kulalui jalan berbatu,padang rumput hijau juga semak nan penuh duri siap menyakiti. Lalu ku singgah di sebuah gubuk seorang petani tempat dia menunggui sawah padi bersama sang istri. ditawarinya aku segelas kopi. maaf pak petani kusinggah bukan untuk beristirahat atau meminta dibagi teduh hati,aku hanya ingin menyampaikan sebuah salam hormat serta selamat atas anugrah yang bapak miliki. Kekasih hatiku… kutak mampu seperti petani itu hingga engkau harus sendiri menjaga, serta terus merawat mawar dan melati,sampai kukembali lagi untuk manikmati harum indahnya taman kita ini. Kekasih hatiku… hingga senja nanti kuakan tetap disini, memelukmu dan semakin erat kumemelukmu sampai mentari terbenam menyembunyikan bayanganku….
posted by imarkusuma at
11:03 AM
0
comments
Biarkan Aku Suci
Sayat dan robek kulit jasadku tetap takkan bisa melukai jiwaku Belenggu tangan serta kakiku masih takkan mungkin kau himpit pikiranku Karena dia sebebas angin yg melintasi keabadian Kau pahami akan hal ini.. .. lantas Belaian keindahan kau selipkan di ruang khayalku kau kecupkan ujung hatimu pada bibir keraguanku sejenak kemudian aku terkesima, hanya sejenak lukaku yg berdarah darah engkau kais dengan kilap ujung paruh jelitamu Tidak semudah itu sayang… tidaklah seringan itu kau terbangkan pengharapanku Belum terlihat meski dari balik air mataku Kemarilah saudaraku dudukkan jiwa tenangmu bersanding disamping jiwa ikhlasku sejenak tinggalkanlah raga keduniaanmu dan renungi apa yang terucap dari lidah kesucian ini…. HATIMU KERING LAYU KEHAUSAN SEDANGKAN SUMBER SUMBER KEHIDUPAN MENGAIRI SEKELILING HARIMU MENGAPA TAK KAULEPASKAN DAHAGAMU? AKU TELAH MENANGISI KELEMAHAN RASAMU ATAS NAMA CINTA AKU SUDAH MENJAGAMU BAHKAN DARI DIRIKU SENDIRI LANTAS MENGAPA TAK KAU MANFAATKAN? KAU DATANG DARI KESENDIRIAN DAN AKAN PERGI DENGAN KESENDIRIAN PULA BEBASKANLAH KALBU MU JANGAN PENJARAKAN BIDADARI TEKADMU TERUSLAH BERLARI DGN KERIANGAN TAMAN INI BUKAN AKHIR TUJUAN WALAU RUMPUTNYA TAMPAK SUBUR KEHIJAUAN PERNAH KAU PERKASA DALAM MIMPIMU TETAPLAH PERKASA DALAM KENYATAANMU.. Nah sekarang kembalilah sapa dengan lembut jasmani cantikmu Biarkan aku disini menikmati kerinduan. tetap dalam kesucian. tetap dalam selimutan keagungan cinta. tetap dalam cakrawala keihlasan bermahkotakan keterbatasan
posted by imarkusuma at
11:03 AM
0
comments
Cerminan
Danau ini terlihat indah kekasihku.. mendekatlah Mari berdua kita perhatikan cerminan kebersamaan diri dari pantulan jernih tenang air di permukaan Tampak Kau dan aku saling mencari nada masing masing untuk dimainkan dalam satu melodi merdu tembang cinta yg suci Tampak kau dan aku saling mempersilahkan sang kerinduan menyerang dari segala penjuru tanpa berusaha melawan meski memahami bahwa kita tak memilik perisai sakti kepercayaan diri Danau ini terlihat indah kekasihku apalagi dihiaskan gambaran pantulan kita, pantulan sayangku hanya sebuah cerminan, bukan wujud keaslian kita Kita berdua dari unsur beda dunia dari waktu yang berbeda kepercayaan diriku yang terlalu berlebihan sebabkan kita terjerat lingkaran tali tak berbatas tak berujung maafkan aku..
posted by imarkusuma at
11:02 AM
0
comments
Ketelanjanganmu
Engkau bertelanjang di hadapanku hingga tak satupun halangan tuk lihat kenyataanmu permohonan untuk tetap menatap tanpa sedetikpun kedipan saksikan kau merobek dadamu dengan tanganmu sendiri akan tunjukkan suci merah hati agar ada keyakinan tak ada kebohongan disitu Kejujuran adalah sifat illahi namun tak semua sisi yang bisa terpuaskan kecerahan tidak mengenal sudut pandang namun demi keindahan kita kadang diharuskan menata sekat penghalang Terkadang rembulan akan tampak lebih mempesona bila mengintip dari balik awan Biarkan air cerita ini mengalir dari pegunungan tingkahlaku menuju lembah rasa melewati bukit waktu untuk menghiasi bebatuan masalah dan cobaan di samudra kehidupan Jangan besar kepala lantas coba balikkan arah ataupun menghilangkan salahsatu mata rantainya Bukan tak menghargai kerasnya engkau berjuang Namun masih tak kutemukan nada yang sepadan dengan kejujuran yang kau dendangkan
posted by imarkusuma at
11:01 AM
0
comments
Putihnya Rasa
Mencoba mengingat kala terakhir pandangan ini dihiasi kejujurannya tatkala pendengaran ini di usap lembut oleh pengakuannya serasa seisi bumi memusatkan pandangan kearahku berusaha meraba suara bathinku berupaya meraih ikhlasku mempersilahkan mereka ikut mengecap keberuntunganku.. Ahhhhh tapi kusendiri hanya bisa diam karena memang tak mampu diri kuasai nyali tiada kuasa pula nurani bertahta di ujung lidah pengungkapan indahnya hati Untuk merindu dan demi kerinduan biarkan kujemput engkau di mimpimu Tak perlu berusaha terjaga karena kenyataan adalah menuangkan luka kedalam dua pundi yang sedang terluka dan berusaha melukai Cukuplah terpuaskan sebuah pengharapan dengan mewanginya aroma jiwa kebidadarian Sudah bermekaran bunga sukma oleh siraman sejenak kebersamaan Biarkan impianku bermukim di mimpimu…
posted by imarkusuma at
11:00 AM
0
comments
Hanya Anak Panah
Samar suara derap langkah dewa cinta mendekat telinga penolakkanku berlengket tanah kenyataan sekedar pastikan ini bukan tipuan sesat atau kekonyolan akibat cointreau yang melumat keseimbangan pikir dan nalar Otak menggeliat lalu berontak menampar hati , berteriak jangan terlalu lemah dan terhanyut dalam perasaan Seakan tak mau di sepelekan hati tersenyum sinis lantas bertutur dengan bahasa sindiran “bukan ditempatmu rasa itu tumbuh dan disuburkan” Bijak mencoba melerai pertikaian otak dan hati mempersilahkan aku menentukan keputusan Belum sempat aku keluar dari kebimbangan sang dewa cinta memastikan kehadirannya YA…. INILAH AKU.. BEGINILAH WUJUDKU AKU DATANG TANPA MENUNGGU KAU MENGUNDANGKU DAN TIADA PULA KUASA KAU BERPALING MUKA DARI KEPERKASAANKU KAU HANYALAH ANAK PANAH YANG HANYA BISA PASRAH KEMANA BUSUR CINTA MEMBIDIKKAN SASARANNYA CINTA ITU MEMILIH BUKAN DIPILIH DIA PEGANG KENDALI DAN DUDUK DIATAS PELANA LANGKAHMU ENGKAU AKAN DIBAWA KEMANA DIA INGIN MEMBAWAMU Aku segera berdiri tegak dan membusungkan dada menyela lantang serta mencoba terlihat berwibawa lalu mempersilahkan sang dewa cinta berhenti kata aku jujur mengucap…. ….. aku adalah anak panah
posted by imarkusuma at
11:00 AM
0
comments
Terjaga
Kudengar semua kalimat teriakanku terpantulkan oleh bebatuan terjal yang tersembunyi dalam gelap gua sunyi tanpa ada yg diserap atau hilang teruap bahkan kurasa lebih keras dibanding teriakanku sendiri aku terkapar kaku, tak berdaya, sungguh tak punya daya Kalau hanya sekedar untuk menikmati keterpurukkanku saja aku tak mampu lantas apakah aku? siapakah aku? dimana mesti mengubur jasad kotor tak berpekerti ini? Ohh malam rengkuhlah sukmaku dan sembunyikan dibalik jubah sepimu aku tak punya keberanian tuk menemui cerah hari dimana penghuni bumi bisa melihat merahnya malu wajah karena begitu bodohnya kebodohanku Ohh malam lindungi aku dalam wibawa kehitamanmu beri ku sedikit arti tentang cara menikmati kehancuran atau sekedar berhenti dari penyiksaan nurani akibat sebuah penyesalan Terbang tanpa berbekal sayap arah tak tertuju bagai gelap langit malam tak bertepi aku tenggelam dalam keraguan yang pasti berharap pada waktu untuk rela berhenti agar aku yang terlena tak membuat mereka terluka kapankah aku akan bangkit bagaimana mesti bertegak diri dan untuk apakah menapak langkah kaki masih adakah satu alasan untuk aku tetap bertahan dan berusaha kibaskan runtuhan beban di badan? Ya….. rintangan menjadi pijakanku, halangan merupakan tumpuanku dan kegagalan adalah anak tanggaku sedalam apapun sebuah lubang keputusasaan ada permukaan harapan disisi yang berlainan tapi aku telah terkubur untuk menikmati keterpurukkanku saja aku tak mampu karena begitu bodohnya kebodohanku
posted by imarkusuma at
10:59 AM
0
comments
Kuistirahatkan Panca Inderaku
Bayangan itu berhenti berlari tatkala mulai memahami bahwa diri ini tak mampu kejar dan mendekati apalagi untuk menyandingkan hati Bayangan itu menghampiri lalu dengan pendar cahayanya sendiri ikhlas menampakkan suci wujud asli Ohhhh sejenak raga ditinggalkan sukma tatkala mataku menatap damai senyumannya Sukmaku kembali kemudian menuntun ragaku untuk menggapai teduh pelukannya Aku menikmati waktu memperistirahatkan seluruh panca inderaku hanya hati hanya nurani
posted by imarkusuma at
10:58 AM
0
comments
Peran Sang embun
Embun itu jatuh dari ujung daun yang hijau di pagi buta menjelang fajar kilau bening hadirnya sapa mataku sesaat sebelum timpakan diri di atas rengkuh bumi Aku hanya bisa diam tertegun tanpa bisa memahami mengapa sang embun tak menghiasi hari sampai hilang teruapkan panas matahari? atau mengapa dia berwujudkan embun yang sarat degan batas kesekejapan aku tak mengerti, sungguh aku tidak mengerti aku terhimpit sunyi tanpa tangis juga tanpa senyum ataupun tawa Serasa kehilangan putaran waktu hari bergeser tanpa kehadiran kesadaranku haruskah aku terpatung dengan dalamnya rindu… ?? mestikah aku mengesampingkan akal untuk menjunjung tinggi keegoan, atau memendam rapat perasaan dan memenjarakan angan? Mana mungkin ku pilih sebuah jalan bila kusendiri tak pahami arah tujuan mana mungkin aku bertindak bagai hakim keadilan bila di semua sisinya adalah kebenaran? Yang aku tahu sekarang adalah sang embun yang hanya bisa berperan tanpa kekuasaan untuk memilih apa yang sebenarnya dia inginkan lalu bedakah aku dengan dia? karena juga aku hanya bisa menikmati keindahanya tanpa mampu menjaga keabadiannya
posted by imarkusuma at
10:57 AM
0
comments
Sempurnanya Perjalanan Malam
Gelap, hawa dingin dan gema namamu saling berebut simpati kesepianku temaram jiwa semakin beku dengan lukisan tepi lekuk pesona kehadiranmu Bintang di sisi kiri membuat malam telah sempurna bersama bulan disisi kanan tertidurlah tubuhku dengan senyum sebagai penghias latar alam tapi sukmaku berjalan mengemis kasih sayang penguasa jaman Burung pengharapan semakin liar berkeliaran matanya tajam menatap lingkaran sepasang hak dan kewajiban menembus kabut rahasia keabadian Sebuah keputusan telah terlahir dan kini sang malam diharuskan menjilati karmanya Salah adalah kesalahan benar adalah kebenaran namun apa yang benar dan mana yang salah jika tidak ada siapa yang dirugikan Ingin ku suci dalam keterbatasanku namun kesucianku juga memiliki keterbatasan Tak ada janji terucap namun juga tak kuasa kubiarkan engkau berpeluk kebimbangan Biarkan aku bermimpi memimpikan perjuangan sang malam demi dua buah hatinya…. Bintang dan Rembulan
posted by imarkusuma at
10:52 AM
0
comments
Saturday, March 25, 2006
Mentari dan Pelangi
Seorang laki laki berniat menyempurnakan mimpi dan mempersiapkan diri demi sebuah esok hari.. hari pada saat nanti dimana bunga bunga harga diri menjadi hiasan peti mati. Seorang laki-laki yang sedang mengemasi perbekalan perjalanan sukma lengkap dengan cungkup saji berupa tujuh cakra meditasi serta sekeranjang nyali. Namanya adalah Mentari.. seorang laki-laki yang sedang berpamitan kepada sang istri sekaligus memohon juga melaksanakan ritual suci menyalakan api abadi pertanda masih adanya ikatan hati. Mengangguklah sang istri..dia adalah Pelangi. Mentari: Tak ada alasan menghindar dari busuk penghuni jaman karena dunia adalah pasar..memang adalah tempat jual beli kehormatan, ada harga yang ditawarkan meski tak terjangkau oleh sebagian orang. Pelangi: Akan tetapi sekarang engkau membutuhkan ruang dengan bau kemenyan demi keseimbangan..aku paham dan akan selalu paham. Mentari: Engkau lebih mengerti bila saatnya sudah datang… siapakah Dewa yang telah mendatangimu untuk memberikan kabar ini? Pelangi: Seribu Dewa yang menyampaikan..seribu lainnya mengiyakan.. dan seribu lainnya meragukan senyumku sebagai tanda kesediaan serta keihlasan. Dengarkan ucapan ini suamiku, ucapan yang kusampaikan pada tigaribu Dewa yang mendatangiku… “Aku dan suamiku adalah pasangan jiwa. Raga kami adalah sangkar cinta ang tahu apa arti dahaga dan cara membasahinya. Kami adalah saling pemanfaatan, kami adalah saling pelengkapan. Seperti jari jemari kami yang menyatu genggam membentuk satu kepalan tuk melawan apa dan siapapun yang berniat mengoyak masa depan. Suamiku sedang sekarat hati karena lelah menghirup busuknya pelaku kehidupan.. aku bisa melihat itu lebih dulu dari pada kalian para Dewa, karena kalian diatasnya sedang aku ada di dalam kalbunya”. Mentari: Ya pasangan jiwaku..terimakasih.. bukalah bibirmu karena akan kuhembuskan ruh syahwat duniaku, aku titip itu karena memang hanya engkaulah yang mampu memeliharanya. Pelangi: Ya pasangan jiwaku .. terimakasih.. ini bibirku, lalu ciumlah aku seperti pertamakali dulu kau mencium bibirku, kuingat waktu itu sudah yakin bahwa engkau akan mampu menjadi pembendung airmataku. Sekarang pergilah.. berangkatlah menuju pertapaan menemui guru sejatimu. Sudah engkau sampaikan banyak jawaban, bahkan dari yang aku tak mampu merangkai kata sebagai pertanyaan.. kini sudah saatnya engkau mengajari dirimu sendiri, kelak bimbinglah aku dan keturunanmu. Lihat wahai Suamiku… Mentari dan Pelangi sedang ditantang para Dewa......
posted by imarkusuma at
1:53 PM
0
comments
Bukan Malaikat
Kehidupan bukan hanya sekedar hidup. Hidup adalah getar nadi dan berdegupnya jantung, Namun kehidupan mencakup corak warna lukisan berdarahnya tangis harga diri di atas kanvas perbatasan antara akal dan hati. Engkau dan Aku adalah dua si hidup yg tengah berlomba membelah langit tuk titipkan sebungkus harapan yang berisikan ketidakmungkinan. Engkau dan Aku adalah sang pejuang kehidupan yg saling mempertaruhkan masa depan demi suatu keyakinan masing masing diri. Kekalahanku adalah kemenanganmu, suatu kebohongan bila perasaanku berkata aku tak ihlas akan hal itu. Teruslah bertahan sahabat... bertahanlah bagai karang tetap tegar dari tempelengan gelombang. Teruslah berlari dari kejaran kelam bayangan masa lalu yang selalu berusaha merengkuhmu kembali. Teruslah mendaki meski harus menginjak mimpiku bila itu bisa hindarkan kakimu dari tajamnya batu yg bersiap melukai. Simpan jejak tempat berlututku di hadapanmu sebagai bekal di perjalanan, jangan hapus bekas cium bibirku dikeningmu biar sebagian dari aku bisa ikut merasakan kebahagiaanmu saat kau telah sampai di tujuan. Perhatikan dan ingatanlah tempat aku mengubur dalam dalam hasratku, telah aku persembahkan sisi kemalaikatan dalam diriku, suatu saat nanti kembalilah ke pekuburan hasratku, gali lalu penuhi satu permintaan sisi kemanusiaanku.....
posted by imarkusuma at
1:29 PM
0
comments
|
|