Sunday, September 09, 2007
Berpalinglah sejenak
Jangan cabut anak panah yg tlah kau tancapkan didadaku Smakin deras nanti darah kan mengalir Darah yg disana kularutkan nama dirimu Biarlah kujahit sendiri koyak hingga kehati Kututupi agar engkau pun takkan bisa mengingat kembali bekas luka ini
posted by imarkusuma at
4:30 PM
1
comments
aku telah kembali
“Hei.. siapa kamu??..”(yang kemudian disebut pihak kedua, bertanya) Ini aku..(yang kemudian disebut pihak pertama, mendongak kepala lalu dengan luapan amarah bergetar bibirnya mulai membuka suara..) Jangan pasang muka prihatin apalagi melototkan matamu kearahku, jangan kamu kira kamu bisa memahami apa yang telah kujalani apalagi berucap pernah merasa hal yang sama.. Aku datang dari reruntuhan, dengan belasan luka tikaman dari belakang.. yang rela penggal kepala agar anak-anakku bisa bermain bola. Dulu mereka percaya ayahnya mampu memungut bulan bila mereka memintanya untuk mainan dan kini ayahku pun tak percaya bahwa anaknya masih bisa memanjat tangga.. Lihat baik-baik, apakah kau masih bisa mengenali bekas luka tikaman dipunggung sebelah kanan ini? masih kau simpankah belati itu? Belati yang dulu kuberikan padamu karena kau tak mampu membelinya sendiri.. Tetaplah duduk dikursimu, karena engkau sudah mulai mengenali siapa aku.. lutut mu mulai gemetar kan??.. silahkan kencingkan saja dicelanamu.... otak sebiji salak dikepalamu takkan mampu memerintah syaraf kakimu untuk berlari.. tak usah juga pasang ekspresi memelas karena muka setebal kulit badak itu takkan bisa ditaburi bedak. dengarkan dengan seksama wahai tuan yang kemudian disebut pihak kedua.. jangan dulu mati dalam waktu dekat ini, meski bisa kuperintahkan kepada jantungmu untuk berhenti berdetak saat ini …
posted by imarkusuma at
4:24 PM
0
comments
Friday, September 07, 2007
TELAK
Kemanapun... dimanapun.... Hingga kini masih kubawa bagian tubuh ibu. Sebuah Pusaka yang telah menghidupkanku kembali dari ketiga kematianku terdahulu, Kini aku sekarat lagi bu…namun sekarang ini aku susah memilih antara hidup dan mati, sungguh ingin kembali kerahim ibu, bertapa disana dijaga oleh kesaktian kasihsayang ibu. Tapi bagaimana dengan anak-anakku bu? Siapa yang akan menjaga mereka? Lelah sudah kedua tanganku menutupi muka…………
posted by imarkusuma at
7:47 PM
0
comments
..Andai Sehari Saja Aku Terlambat Pulang..
Ini purnama yang keenam sejak sang guru mengacungkan tongkatnya padaku. Telah seratus delapan puluh enam malam kucari sebuah pintu yang diatasnya bertulis “selamat datang di Syurga” seperti sang guru pernah ceritakan.. Bila ramalan itu benar, maka masih perlu kucari empat belas setan lagi yang harus kutaklukkan dalam empat belas malam.. Lalu mengapa tak satupun dari ketujuh padma ini yang mulai bermekaran? Bukankah hal itu menjadi salah satu kunci pembuka gerbang? Aku merasa sudah sangat lelah.. kesadaranku sudah mulai hilang.. Kuharus goncangkan berkali kali kepalaku untuk berusaha mengingat kembali namaku.. dan kemudian aku berhasil mengingat siapa aku..siapa yang menciptaku..dan siapa yang tercipta olehku.. nampak jelas dosa-dosa yang telah kulakukan.. dan kemudian aku benar benar mulai paham dan sangat mengenal siapa saja setan yang menghadang jalan, kenapa pula ada neraka dalam purnama yang enam. Aku terhenyak seketika, Tak perlu ada duaratus malam !!! Aku harus segera kembali kedunia yang telah kuciptakan.. pada saat itulah kulihat ada sebuah gerbang dengan sinar terang yang perlahan membuka seiring dengan mekar sempurnanya seluruh seroja.. Sang guru telah menunggu dipintu itu,sebelum mempersilahkanku masuk.. sang guru bertutur, engkau mempunyai empat belas keistimewaan hidup yang bisa engkau manfaatkan demi akherat mu.. gunakan kesempatan ini hingga kau tak perlu mencari lagi pintu syurgamu.. lalu secepat kilat sang guru menarikku masuki gerbang sebelum sempat kubaca tulisan yang tertera diatasnya..
posted by imarkusuma at
7:43 PM
0
comments
Apa Takdir Kita Sebenarnya
Ketika jaman sudah lucuti semua senjatanya Sang raja kini tengah belajar hidup dari sebuah awal kematian,Menghirup udara diujung nafas rerumputan. istana tinggalah reruntuhan batu kali. Luka sabitan pedang dan parang itu belum bisa buatnya mati, meski sering kali memohon ditinggal nyawa pergi, sang raja dipaksa menjadi raja untuk dirinya sendiri Dia bertutur pada permaisuri: Kemarin Ku ingin mati, , reinkarnasi atau tidak siapa yang perduli asal bukan oleh belati digenggaman tanganku sendiri, namun begitupun juga aku belum mati. Pejam mata ..Kemudian kuberkira ..akulah dibelakang seekor burung putih yang sedang terbang..mengikuti kemanapun arahnya, menirukan tiap kepakan sayapnya, aku terbang ..aku melayang layang.bukan hendak mencari tahu apakah manusia bisa merubah takdirnya namun kuakan terus berusaha hingga kutahu kelak apa takdir kita sebenarnya.istana kita memang sudah tiada itu lah takdir kita sekarang, kelak kumati didalam kerajaan kita yang lebih besar dari sekarang, itu takdir yang akan kuperjuangkan.. Dan kemudian hari ini aku benar benar belum ingin mati. Demi kehidupan-kehidupan yang kita telah ciptakan.. hiduplah bersamaku hingga ulat usia memakan habis raga kita.
posted by imarkusuma at
7:41 PM
0
comments
|
|