Monday, March 27, 2006
Peran Sang embun
Embun itu jatuh dari ujung daun yang hijau di pagi buta menjelang fajar kilau bening hadirnya sapa mataku sesaat sebelum timpakan diri di atas rengkuh bumi Aku hanya bisa diam tertegun tanpa bisa memahami mengapa sang embun tak menghiasi hari sampai hilang teruapkan panas matahari? atau mengapa dia berwujudkan embun yang sarat degan batas kesekejapan aku tak mengerti, sungguh aku tidak mengerti aku terhimpit sunyi tanpa tangis juga tanpa senyum ataupun tawa Serasa kehilangan putaran waktu hari bergeser tanpa kehadiran kesadaranku haruskah aku terpatung dengan dalamnya rindu… ?? mestikah aku mengesampingkan akal untuk menjunjung tinggi keegoan, atau memendam rapat perasaan dan memenjarakan angan? Mana mungkin ku pilih sebuah jalan bila kusendiri tak pahami arah tujuan mana mungkin aku bertindak bagai hakim keadilan bila di semua sisinya adalah kebenaran? Yang aku tahu sekarang adalah sang embun yang hanya bisa berperan tanpa kekuasaan untuk memilih apa yang sebenarnya dia inginkan lalu bedakah aku dengan dia? karena juga aku hanya bisa menikmati keindahanya tanpa mampu menjaga keabadiannya
posted by imarkusuma at
10:57 AM
0 Comments:
|
|