Monday, March 27, 2006
Terjaga
Kudengar semua kalimat teriakanku terpantulkan oleh bebatuan terjal yang tersembunyi dalam gelap gua sunyi tanpa ada yg diserap atau hilang teruap bahkan kurasa lebih keras dibanding teriakanku sendiri aku terkapar kaku, tak berdaya, sungguh tak punya daya Kalau hanya sekedar untuk menikmati keterpurukkanku saja aku tak mampu lantas apakah aku? siapakah aku? dimana mesti mengubur jasad kotor tak berpekerti ini? Ohh malam rengkuhlah sukmaku dan sembunyikan dibalik jubah sepimu aku tak punya keberanian tuk menemui cerah hari dimana penghuni bumi bisa melihat merahnya malu wajah karena begitu bodohnya kebodohanku Ohh malam lindungi aku dalam wibawa kehitamanmu beri ku sedikit arti tentang cara menikmati kehancuran atau sekedar berhenti dari penyiksaan nurani akibat sebuah penyesalan Terbang tanpa berbekal sayap arah tak tertuju bagai gelap langit malam tak bertepi aku tenggelam dalam keraguan yang pasti berharap pada waktu untuk rela berhenti agar aku yang terlena tak membuat mereka terluka kapankah aku akan bangkit bagaimana mesti bertegak diri dan untuk apakah menapak langkah kaki masih adakah satu alasan untuk aku tetap bertahan dan berusaha kibaskan runtuhan beban di badan? Ya….. rintangan menjadi pijakanku, halangan merupakan tumpuanku dan kegagalan adalah anak tanggaku sedalam apapun sebuah lubang keputusasaan ada permukaan harapan disisi yang berlainan tapi aku telah terkubur untuk menikmati keterpurukkanku saja aku tak mampu karena begitu bodohnya kebodohanku
posted by imarkusuma at
10:59 AM
0 Comments:
|
|