deraiaksara
Selamat pagi tuan puisi aku mohon diri, pulang ketempat jiwa lainku yang tengah bertapa. jiwa yang tak terlalu mengagungkan kejujuran pun juga tak menginginkan kepura puraan. Terimakasih meski kumengerti tujuan sesungguhnya tuan tersamarkan namun selama ini kaupun tak menyadari letak jiwa ketigaku yang aku sembunyikan


Monday, March 27, 2006

Hancurnya Harga Diri Sang Lelaki

Satu waktu di pantai kuta
Malam kala itu ditemani sedikit gerimis
Berjalan sang lelaki menghitung butiran pasir yang diinjaknya
Walau tak menoleh ia yakin
sang kekasih dengan setia menjumputi
satu demi satu keperkasaanya
yang tercecer terselubungkan keputusasaan
pada setiap langkahnya
Mereka lantas duduk berdampingan diri berpelukan hati
Sang lelaki berkata tanpa suara kepada sikekasih
yang sedari tadi hanya mampu memandang buta
tentang arti hari
tentang maksud naskah dan sutradara jaman ini
?Aku pergi Debur ombak itu sudah koyak nuraniku
Karang tajam itu telah hancurkan harga diriku
Engkau adalah bukti kegagalanku
Engkau adalah kekalahanku
Aku pergi
Kutinggalkan sumpahku padamu
Kau akan selalu menungguku seperti karang setia pada ombak
merinduku bagai padang tandus mengharap musim semi
mendambaku bagai seorang penyair
mencintai karya ciptanya sendiri?
Sang lelaki beranjak berdiri
Sejenak menghela nafas panjang
seakan memastikan sebuah keyakinan
Lalu menghampiri buih lidah gelombang
Pasrahkan tubuh berjalan sampai ketengah genggaman lautan
Mencoba merengkuh matahari yang terbenam
di ujung samudra kehidupan

posted by imarkusuma at 11:07 AM

0 Comments:



Post a Comment

....Aku bertutur bukan sebagai teori, aku hanya bertanya yang kemudian aku jawab sendiri.Sejenak biarkan aku menjadi karang agar aku juga mampu bertahan... seperti lelaki menyeka keringat dengan angin pada tubuhnya yang telanjang..... template design by savatoons web design