Monday, March 27, 2006
Benar dan Salah
Konon ada dua sari cerita yaitu benar dan salah Namun kebenaran tak mewakili sifat ke-hakiki-an demikian halnya dengan kesalahan dia tak selamanya menampakkan wujud keaslian semu..samar..palsu..bahkan terkadang bermakna kebalikan Orang bijak sering mengibaratkan dunia ini bagai “panggung sandiwara” Manusia berperan sesuai pada jalur alur tema Qodo’ dan Qodar Berucap dan bertingkah laku pada pakem naskah qodrat dan iradat Lantas para pelaku dipaksa untuk bisa terpuaskan hanya dengan sebuah kalimat penutup “INI SUDAH SURATAN TAKDIR” Lantas dimanakah letak ke-absolut-an? sedangkan bilanganpun tidak bisa dikatakan exact Karena ’satu’ tidaklah mutlak ’satu’ Dia bisa merupakan kumpulan dari dua bilangan ’setengah’ Panggung sandiwarapun juga bisa dilihat dari beberapa sisi Lalu salahkah bila ada seorang tukang sapu gedung pertunjukkan (yang karena tugasnya ia diperkenankan oleh sutradara untuk turun dari panggung walau sejenak asal tidak keluar dari gedung) Yang sedari tadi mengamati polah merah dan birunya cerita sambil menghisap dalam rokoknya berkesimpulan seraya berguman penuh kesucian TAK ADA KEHAKIKIAN MELAINKAN MILIKMU HAI SUTRADARA KEHIDUPAN sesekali matanya memicing pada beberapa adegan dipanggung menggelengkan kepala dan tersenyum bahkan terkesan menahan tawa agaknya dia tergoda tuk berkomentar tapi sesaat kemudian ber istighfar Ada dua sari cerita yaitu benar atau salah SUNGGUH AKAN KUCARI RAHASIA DIBALIK KEDUANYA
posted by imarkusuma at
11:06 AM
0 Comments:
|
|